• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Metropolis

Tahun Ini, BRIN Prediksi Akan Ada Perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H

Tahun Ini, BRIN Prediksi Akan Ada Perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H
Ilustrasi pemantauan hilal. (Foto: NOJ/kompas)
Ilustrasi pemantauan hilal. (Foto: NOJ/kompas)

Surabaya, NU Online Jatim

Hari Raya Idul Fitri pada tahun 1444 Hijriyah tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan akan ada perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 H antara pemerintah dan Muhammadiyah.


"Lebaran tahun ini bakal ada perbedaan," katanya melalui keterangan tertulis, dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/04/2023).


Berdasarkan keterangan Thomas, tertulis bahwa Muhammadiyah akan melaksanakan Idul Fitri pada Jum’at (21/04/2023), sedangkan Nahdlatul Ulama (NU), Persis dan pemerintah pada hari esoknya, Sabtu (22/04/2023).


Menurutnya, perbedaan penetapan jadwal Idul Fitri 1444 H tersebut didasari pada perbedaan kriteria pengamatan posisi hilal atau bulan sabit pertama yang muncul setelah Maghrib.


"Perbedaan Idul Fitri bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria," terangnya.


Dirinya menjelaskan, kriteria tersebut bisa dilihat pada waktu Maghrib tanggal 20 April 2023, hari penghujung bulan Ramadhan 2023 usai terjadi gerhana matahari di siang hari. Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak atau penghubung memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi.


“Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib," ungkapnya.


Thomas menyebut, penentuan kalender untuk Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal atau bulan yang lebih lambat terbenam daripada matahari. Jika menggunakan perhitungan kriteria wujudul hilal, posisi bulan saat Maghrib 20 April 2023 telah berada di atas ufuk.


"Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada keesokan harinya, yaitu 21 April 2023," paparnya.


Sedangkan, untuk perhitungan awal Syawal pada kalender NU, Persis dan pemerintah, pihaknya menggunakan kriteria baru yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).


Kriteria baru MABIMS mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Artinya, menurut kriteria visibilitas hilal MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal pada waktu Maghrib 20 April 2023.


"Oleh karenanya, awal Syawal atau Idul Fitri pada kalender NU, Persis, dan pemerintah ditetapkan pada hari berikutnya, 22 April 2023," tandasnya.


Meski begitu, Thomas tetap mengimbau untuk menunggu kepastian tanggal 1 Syawal 1444 H dari pemerintah lewat sidang isbat. "Kepastiannya kita tunggu pengumuman dari pemerintah setelah sidang isbat," imbuhnya.


Metropolis Terbaru