• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Lailatul Qadar bagi Perempuan Haid

Lailatul Qadar bagi Perempuan Haid
Tampak perempuan muslimah sedang i’tikaf (Foto:NOJ/Fimela)
Tampak perempuan muslimah sedang i’tikaf (Foto:NOJ/Fimela)

Perempuan memiliki perbedaan sendiri dengan laki-laki, ia selalu mendapatkan tamu bulanan yang jadwalnya kadang tak menentu, terlebih di bulan Ramadhan dimana pahala ibadah dilipat gandakan, dan terdapat keistimewaan Lailatul Qadar didalamnya yang lebih baik dari 1000 bulan.


A. Bagaimana dengan perempuan haid dan Lailatul Qadar? Apa masih ada kesempatan untuk mendapatkan malam mulia itu ketika bersamaan dengan tamu bulanan?


Mengenai perempuan haid ini terdapat keterangan menarik yang disampaikan oleh pakar hadits terkemuka Imam Ad-Dhahak (wafat 212 H):
 


قَالَ جُوَيْبِرْ: قُلْتُ لِلْضَّحَاكِ: أَرَأَيْتَ الْنُّفَسَاءَ وَالْحَائِضَ وَالْمُسَافِرَ وَالْنَّائِمَ لَهُمْ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدَرِ نَصِيْبٌ؟ قَالَ: نَعَمْ كُلُّ مَنْ تَقَبَّلَ اللهُ عَمَلُهُ سَيُعْطِيْهِ نَصِيْبُهُ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدَرِ 

 

Artinya: Jubair berkata: “Aku pernah bertanya kepada Imam Ad-Dhahak, bagaimana pendapatmu mengenai perempuan yang sedang nifas, haid, orang yang tengah bepergian (musafir) dan orang yang tidur, apakah mereka bisa memperoleh bagian dari Lailatul Qadar?”  Imam Ad-Dhahak menjawab : “Ya, mereka masih bisa memperoleh bagian. Setiap orang yang diterima amalnya, maka Allah swt akan memberikan bagiannya dari Lailatul Qadar.(Ibn Rajab Al-Hanbali, Lathaiful Ma’arif, [Beirut: Dar Ibn Hazm], halaman 192).
 

Pernyataan Imam Ad-Dhahak di atas menunjukkan bahwa seorang perempuan haid dapat memperoleh Lailatul Qadar.


B. Apa saja yang bisa dilakukan oleh perempuan haid? Dalam menjawab pertanyaan ini, Syekh Nawawi Al-Bantani (wafat 1316 H) dalam kitabnya menjelaskan : 


وَمَرَاتِبُ إِحْيَائِهَا ثَلاَثَةٌ عُلْيَا وَهِيَ إِحْيَاءُ لَيْلَتِهَا بِالْصَّلَاةِ وَوُسْطَى وَهِيَ إِحْيَاءُ مُعْظَمِهَا بِالْذِّكْرِ وَدُنْيَا وَهِيَ أَنْ يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ فِيْ جَمَاعَةٍ وَالصُّبْحِ فِيْ جَمَاعَةٍ وَالْعَمَلِ فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ فِيْ أَلْفِ شَهْرٍ وَيَنَالُ الْعَامِلُ فَضْلَهَا وَإِنْ لَمْ يَطَّلِعُ عَلَيْهَا عَلَى الْمُعْتَمَدِ  


Artinya : Tingkatan dalam menghidupkan Lailatul Qadar ada tiga (3). Yang tertinggi adalah menghidupkan Lailatul Qadar dengan melakukan shalat. Sedangkan, tingkatan yang sedang ialah menghidupkan Lailatul Qadar dengan dzikir. Adapun tingkatan terendah ialah dengan melaksanakan shalat Isya dan Subuh secara berjamaah. Melakukan hal tersebut pada malam Lailatul Qadar lebih baik ketimbang malam lainnya selama 1000 bulan, dan orang yang melakukannya akan mendapatkan keutamaan meski tidak menyaksikan Lailatul Qadar menurut pendapat mu’tamad.(Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadiin, [Beirut: Dar Al-Fikr], juz I, halaman 198).


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan haid berpeluang meraih pahala dengan berniat  memperoleh Lailatul Qadar yakni dengan melakukan berbagai amalan yang diperbolehkan (bagi perempuan haid) seperti berdzikir, berdoa, dan semisalnya. Wallahu a’lam bis shawab.


Keislaman Terbaru