Gresik, NU Online Jatim
Virdika Rizky Utama, penulis buku Menjerat Gus Dur mengisi dalam workshop moderasi beragama dengan tema 'Menanamkan Nilai Moderasi Beragama dalam Dunia Digital'. Kegiatan ini ditujukan untuk siswa SMP dan SMA di Kecamatan Tambak, Gresik. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Pendidikan Islam Kemenag RI dan human institute.
Virdi, panggilan akrabnya menjelaskan, agar tidak menjadi korban hoaks di media sosial, harus ditanamkan rasa jangan terlalu percaya apa yang kita lihat dan kita baca yang di media sosial. Dan harus kritis atau skeptis terkait kebenaran berita yang kita lihat.
"Tentunya dengan banyak baca dengan mengkomparasi sumber-sumber yang ada. Misal temuannya dari blog, harusnya dicek lagi kebenarannya dengan mengecek dib eberapa media cetak dan digital resmi lainnya, kalau tidak ada berarti itu hoaks," jelasnya, Ahad (21/11/2021).
Sementara itu, Virdi juga mengatakan, moderasi beragama sebenarnya sangat sulit dimengerti atau dicerna apalagi di tingkat SMP dan SMA. Tapi yang paling penting dalam prakteknya. Seperti halnya ketika siswa menghadapi teman yang berbeda agama, bagaimana seharusnya saling toleran dan saling membantu.
"Contohnya di tempat saya di Jakarta dengan masyarakat yang semakin individualis terkadang tidak tau dan tidak mau tau tentang teman kita atau tetangga kita, karena kurangnya interaksi jadi kurang memahami tentang moderasi bergama ini," terang Virdi.
Dalam acara tersebut juga hadir, Ahmad Rozali pengelola TVNU, Wakil ketua PCNU Bawean Kiai Ali Subhan dan Kepala SMP Negeri kecamatan Tambak Abdul Aziz.
