Metropolis HARLAH KE-102 NU

Wakil Rais Aam PBNU Jelaskan 3 Alasan Lahirnya Nahdlatul Ulama

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:32 WIB

Wakil Rais Aam PBNU Jelaskan 3 Alasan Lahirnya Nahdlatul Ulama

Wakil Rais Aam PBNU, KH Anwar Iskandar. (Foto: NOJ/MR)

Surabaya, NU Online Jatim

Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Anwar Iskandar menjelaskan tiga alasan yang melatarbelakangi lahirnya Nahdlatul Ulama. Penegasan itu disampaikan saat taujihat pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jum’at (24/01/2025).


“Pertama, masalah agama. Kedua, masalah tanggung jawab eksistensi kedaulatan negara. Ketiga, NU lahir karena ingin menjadi pengayom umat,” ujarnya.


Lebih lanjut, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut memaparkan secara rinci dari ketiga brand merek NU tersebut. Pertama, motivasi besar lahirnya NU untuk menjaga agama Islam.


“Isyarah yang diberikan oleh guru besar Syaikhona Kholil Bangkalan kepada Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari adalah ayat yang menggambarkan betapa berat tantangan menegakkan agama Islam di tengah-tengah kekuasaan penjajah yang sekuler maka ayat yang di tampilkan oleh Mbah Kholil adalah Yurīdụna liyuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim, wallāhu mutimmu nụrihī walau karihal-kāfirụn,” ucapnya.


“Ayat ini sangat jelas betapa Syikhona Kholil Bangkalan memberi motivasi yang kuat kepada salah satu muridnya agar NU lahir untuk memikirkan agamanya Allah, Supaya nanti perjalanan berikutnya sampai kapan pun akan dibersamai dengan Ridho Allah SWT,” tambahnya.


Kedua, semangat lahirnya NU karena para kiai, para ulama ingin menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa dan negara ini.


“Tidak sedikit zaman dulu, kiai-kiai ini. Selain menjadi pengasuh pesantren, tapi juga menjadi tentara-tentara tidak resmi di Hizbullah, Sabilillah. yang apabila siang mengajar, ketika datang waktu malam bergrilya untuk melawan penjajah,” tuturnya.


“Tentu kita tahu Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari sampai di penjara oleh Jepang digebukin sampai sakit,” imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin, Ngasinan, Kediri ini.


Terakhir, ketiga dalam perjalanan berikutnya ternyata NU tidak cukup dengan dua basis pemikiran ini, Tetapi juga harus memberikan kemaslahatan kepada umat atau menjadi pengayom umat.


“Maka pada muktamar yang sekian waktu itu, NU melahirkan mabadi khaira ummah yaitu prinsip-prinsip kemaslahatan dan kebaikan bagi ummat. ada Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan macam-macam lainnya yang kemudian diaktualisasikan dengan menjadi lembaga-lembaga dulu ada mabarrat, ma’arif, dakwah dan sekarang ada LAZISNU juga,” pungkasnya.