Gus Ulil Ungkap Sebuah Kritik Imam Ghazali di Ngaji Ramadhan
Senin, 3 Maret 2025 | 18:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan sebuah kritik Imam Al-Ghazali yang ditujukan kepada orang-orang yang enggan mendalami Al-Qur'an.
Hal itu diungkap Gus Ulil dalam pertemuan pertama Ngaji Ramadhan Kitab Jawahirul Qur'an karya Imam Al-Ghazali, yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Ghazalia College, pada Ahad (2/3/2025).
"Jadi pembukaan kitab ini kayak semacam kritik kepada orang-orang yang mustarsil fi tilawatil Qur'an, orang yang belajar membaca Qur'an dengan cepat (tapi) tidak mau mendalami maknanya," jelas Gus Ulil.
Gus Ulil mengatakan bahwa Imam Al-Ghazali menganalogikan Al-Qur'an ibarat lautan lepas (al-bahrul muhith). Sementara orang yang meyakini Al-Qur'an sebagai kitab suci tetapi enggan untuk mendalami maknanya, seperti orang yang hanya mondar-mandir di bibir pantai.
"Mengarungi gelombangnya lautan Al-Qur'an itu, lalu mencari mutiara-mutiara, batu-batu yang berharga, itu hanya bisa diperoleh kalau sampai pergi ke tengah lautan," tutur Pendiri Pondok Pesantren Ghazalia Metuk itu.
Gus Ulil menegaskan bahwa tipikal orang semacam itu menjadi problem di masa sekarang. Sebab, orang ini kerap terjangkit perasaan lebih tahu seluruh nilai substantif Al-Qur'an meski nyatanya hanya berkutat di bagian permukaan saja.
"Itu ibarat orang pergi ke laut hanya sampai di pantai terus merasa sudah menguasai lautan. Ini problem zaman ini," tegas salah satu penulis Buku Metodologi Studi Al-Qur'an itu.
Gus Ulil mengutarakan enam tema pembahasan dalam Al-Qur'an. Dari enam tema itu, Imam Al-Ghazali membagi ke dalam dua kategori yakni kategori pokok (ushul) dan pendorong (mu'inah).
Termasuk tema pokok yakni pembahasan menyangkut mengenal, panduan perjalanan menuju Allah serta menggambarkan kondisi ketika sampai kepada-Nya.
Tiga pembahasan lain dari tema Al-Qur'an yakni menyinggung terkait sifat dan kriteria orang-orang yang cinta terhadap Allah serta mereka yang mengingkari seruan-Nya. Kemudian, memuat hikayat pandangan-pandangan penyangkal kebenaran sekaligus penangkalnya secara rasional.
Lalu soal metode untuk meramaikan jalur menuju kebenaran. Ketiga pembahasan yang disebut terakhir itu bersifat pendorong dan penyempurna (al-mu'inah wal mutimmah) dari tiga tema pokok pertama.
Â
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
3
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
4
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
5
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua