• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

NU Online

Ini Makna Jin dalam Surat An-Nas yang Salah Diartikan oleh Dukun Syamsudin

Ini Makna Jin dalam Surat An-Nas yang Salah Diartikan oleh Dukun Syamsudin
Surat Annas dalam al-Quran (Foto:NOJ/tirto)
Surat Annas dalam al-Quran (Foto:NOJ/tirto)

Sidoarjo, NU Online Jatim


Syamsudin dukun kembali menjadi perbincangan publik, baik di dunia maya atau pun di dunia nyata. Bukan karena proses pengobatannya telah dibongkar pesulap dengan memakai trik-trik sulap. Kali ini dia salah mengartikan ayat Al-Qur’an.


Dalam pantauan NU Online Jatim, ada dua vidio Syamsudin membaca surat An-Nas ayat 5-6 namun ia mengartikannya dengan arti surat Az-Zariyat ayat 56 yang artinya ‘Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku’.


Istilah jinn dalam Al-Qur’an berarti yang tersembunyi dan tertutup. Quraish Shihab mengungkapkan sejumlah akar kata yang sama, di antaranya adalah: majnun (manusia yang tertutup akalnya), janin (bayi yang masih dalam kandungan, karena ketertutupannya oleh perut ibu).


Kemudian al-junnah (perisai, karena ia menutupi seseorang dari gangguan), junnah (orang munafik menjadikan sumpah untuk menutupi kesalahan dan menghindar dari kecaman dan sanksi), janan (kalbu manusia, karena ia dan isi hati tertutup dari pandangan serta pengetahuan). Jannah (جنة)  karena pandangan tidak bisa menembusnya. (مجنون) majnun adalah orang gila yang tertutup akalnya. Dinamai demikian karena makhluk halus yang tidak terlihat dengan mata.


Kata (من)  min pada awal ayat ini mengandung makna sebagian. Hal ini wajar karena tidak semua manusia dan tidak semua jin melakukan bisikan-bisikan negatif. Dalam surat al-Jin ayat 11 Allah mengabadikan ucapan jin bahwa :


وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوۡنَ وَمِنَّا دُوۡنَ ذٰلِكَ‌ؕ كُنَّا طَرَآٮِٕقَ قِدَدًا


Artinya: “Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang shalih dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda,”


Pendiri Pusat Studi Qur’an (PSQ) itu juga menyampaikan ada juga yang yang memahami min berfungsi menjelaskan sehingga ia berarti yakni. Disebutkan semua makhluk Allah yang tidak shaleh, yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan dinamai syaithan (setan), baik dari jenis manusia atau jin. Dari sini dapat dipahami ada setan manusia ada setan jin. Setan jin tersembunyi, setan manusia bisa terlihat.


Secara utuh, surat An-Nas mengingatkan manusia akan musuh-musuhnya dan mendorong untuk memohon perlindungan kepada Allah. Perlindungan itu dapat diperoleh dengan mengamalkan tuntutan kitab suci-Nya yang dimulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat An-Nas. 


NU Online Terbaru