Penyebaran Virus Mpox, Epidemiolog Imbau Masyarakat Jalankan Pola Hidup Sehat
Jumat, 30 Agustus 2024 | 13:30 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Akhir-akhir ini masyarakat resah dengan merebaknya virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox). Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi penyebaran virus ini.
“Masyarakat tidak perlu khawatir. Terus bagi penyintas perlu diedukasi dan isolasi mandiri (isoman),” ujar Syahrizal dihubungi NU Online, Rabu (28/8/2024).
Cacar monyet atau Mpox ada dua varian, yakni Clade 1 (Ib) dan Clade 2 (IIb). Varian atau Clade 2 muncul pertama kali pada tahun 2022 sampai Mei 2023. Kemunculannya ditandai adanya perbedaan gejala dan penularannya dengan Clade 1.
Mpox jenis Clade 2 hanya bisa menular melalui hubungan seksual sesama jenis. Hal ini disebabkan oleh penularannya yang terjadi di sekitar area anus dan genital. Kasus ini yang sedang marak di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
“Clade 2 ini (penularannya) hanya melalui hubungan seksual sesama jenis. Kasus ini yang sekarang banyak terjadi di Indonesia,” jelas Syahrizal.
Sementara Mpox Clade 1 dapat menular melalui kontak fisik sehingga siapapun berpotensi terpapar virus tersebut. Clade 1 ini tidak hanya terjadi di area tertentu melainkan seluruh kulit anggota tubuh.
“Bedanya Clade 1 bisa kena anak-anak karena penularannya tidak semata-mata hubungan seksual, bisa lewat sentuhan kulit dan berbicara dengan berhadapan dengan orang yang sakit, persentase angka kematiannya 3-6%. Ini berbeda dengan yang yang ada di luar Afrika,” terangnya.
Virus Mpox Clade 1 sekarang telah menyebar ke berbagai negara termasuk Swedia, Thailand, dan Filipina. Bahkan sudah ada 9 kasus terkonfirmasi yang terjadi di Malaysia. Kondisi ini menyebabkan World Health Organization (WHO) menetapkan virus Mpox sebagai kondisi darurat kesehatan global.
Cacar monyet atau Mpox pertama kali menyerang manusia pada tahun 1970 di Afrika. Gejala virus ini ditandai dengan demam disusul bintik-bintik merah di kulit yang berair. Hal itu berlangsung selama 2-4 minggu.
Untuk menghambat penyebaran virus Mpox pemerintah berencana mendatangkan 1.600 dosis vaksin tambahan.
“Dari 1.000 dosis yang kami datangkan, saat ini hanya tersisa 40 dosis. Kami sedang menunggu kedatangan 1.600 dosis vaksin tambahan yang diharapkan tiba minggu ini,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (27/8/24) dikutip Antara.
Kementerian Kesehatan melaporkan, sejak kasus pertama yang ditemukan pada 20 Agustus 2024 hingga Rabu (28/8/2024), Mpox di Indonesia telah mencapai 88 kasus. Sebelumnya, kasus selama 2024 terkonfirmasi sebanyak 14 kasus yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan DI Yogyakarta.
Terpopuler
1
Innalillahi, Mustasyar PCNU Tuban KH Cholilurrohman Wafat
2
Hadirkan Pakar Jepang, Unusa Kenalkan Modul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
3
Khutbah Jumat: Inspirasi Dakwah dan Perjuangan Nabi Musa saat Muharram
4
KBIH NU An-Nahdliyah Sambut Kepulangan Jamaah Haji di PCNU Pasuruan
5
Fatayat NU Jatim Rayakan Harlah dengan Jalan Sehat di Jember
6
6 Rekomendasi Strategis LP Ma’arif PBNU untuk Perbaikan Pendidikan Nasional
Terkini
Lihat Semua