Pesantren Miliki Peran Pertahankan Keilmuan dan Spiritualitas Wali Songo
Jumat, 15 Maret 2024 | 10:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri menjelaskan lembaga pendidikan pesantren merupakan penerus dari tradisi dakwah yang dirintis oleh Wali Songo. Sementara Wali Songo merupakan penerus dakwah Rasulullah saw.
"Pesantren-pesantren itu penerus daripada Wali Songo. Wali Songo penerus dakwahnya Rasulullah saw," jelasnya dalam tayangan "Eksklusif Gus Mus: Prinsip & Hakikat dakwah Eps. 1 | Kisah para Pendakwah Edisi #1" di kanal YouTube NU Online, Selasa (12/3/2024).
Menurut kiai yang kerap disapa Gus Mus itu, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan warisan keilmuan dan spiritualitas dari para wali di masa lampau.
"Kanjeng Nabi, Wali Songo, pesantren. Kanjeng Nabi itu bil hikmati wal-mau'izatil-hasanati. Kanjeng Nabi shalat lalu ngendiko: 'shallu kama roatumuni usholli; shalatlah seperti aku', kata Nabi," papar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Tradisi pesantren ini, menurutnya, memiliki keunikan tersendiri, di mana setiap pesantren memiliki ciri khas dan spesialisasi dalam bidang ilmu tertentu.
"Harus kita pahami bahwa pesantren tidak satu meskipun cikal-bakalnya, niat pertamanya sama, tapi beda. Dulu itu malah ada pesantren yang seperti takhasus spesialisasi. Kalau ingin (belajar) ushul fiqih, di Tambak Beras. Kalau ingin belajar fiqih di Denanyar. Kalau ingin Qur'an di Krapyak Jogja. Itu ada begitu," ungkap Gus Mus.
Dia juga menyoroti pendekatan pendidikan di pesantren yang terdiri dari dua hal utama, yaitu pengajaran (ta'lim) dan pendidikan (tarbiyah). Gus Mus menegaskan bahwa pendidikan karakter (tarbiyah) memiliki prioritas utama di pesantren, sementara pengajaran ilmu agama (ta'lim) memiliki peran pendukung.
"Makanya, pengajarannya kadang-kadang tidak metodologis. Belakangan saja ada madrasah segala macam, tapi yang dulu yang dipentingkan adalah tarbiyah ini. Memang lambat, karena ini membutuhkan contoh, keteladanan dan lain sebagainya," jelasnya.
Pesantren, sambungnya, tidak hanya menjadi tempat untuk memperoleh pengetahuan agama, tetapi juga menjadi wadah untuk pembentukan karakter dan kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Gus Mus menegaskan bahwa pendekatan tarbiyah inilah yang mampu mengubah perilaku peserta didik di pesantren.
"Tapi pengajaran itu bukan yang bisa merubah perilaku. Yang bisa mengubah perilaku adalah tarbiyah pendidikan dan ini memang membutuhkan waktu," pungkas Gus Mus.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
3
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
4
Ngaji Sewelasan Lesbumi NU Malang Bahas Transformasi Aksara di Pesantren
5
Khidmat dan Haru, MI At-Taqwa Bondowoso Wisuda 290 Santri
6
Kick Off Pelatihan Starline 2025, Lompatan Besar bagi LP Ma’arif NU Jatim
Terkini
Lihat Semua