• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Pendidikan

Akademisi UB Malang Imbau Masyarakat Tidak Panik dengan Wabah PMK

Akademisi UB Malang Imbau Masyarakat Tidak Panik dengan Wabah PMK
Tim Dokter dari FKH lakukan pemeriksaan hewan kurban pada lebaran Idul Adha tahun lalu. (Foto: NOJ/Prasetya UB)
Tim Dokter dari FKH lakukan pemeriksaan hewan kurban pada lebaran Idul Adha tahun lalu. (Foto: NOJ/Prasetya UB)

Malang, NU Online Jatim
Dyah Ayu Oktavianie, A.P., M.Biotech, Akademisi Universitas Brawijaya (UB) Malang menghimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di beberapa daerah di Jawa Timur (Jatim).


“Masyarakat tidak perlu khawatir karena PMK bukan penyakit zoonosis dan sampai saat ini belum ada kasus penularan ke manusia di Indonesia,” katanya.


Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UB tersebut menegaskan bahwa masyarakat tetap bisa mengkonsumsi daging dan susu sapi dengan pengolahan yang sempurna.


“Ini yang harus dipahami masyarakat pengolahan daging dan susu dengan benar sehingga virus menjadi in-aktif,” jelasnya.


Dalam upaya penanganan dan pencegahan meluasnya wabah PMK pada hewan ternak, FKH UB siap berkontribusi bekerja sama dengan dinas terkait dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim II dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ternak, serta edukasi kepada para kelompok ternak sapi maupun kambing dan Koperasi Unit Desa (KUD) di wilayah Malang Raya dan Kota Batu.


“Kami siap membantu pemerintah dalam penanganan wabah PMK ini dengan menerjunkan tenaga medis veteriner yang ada di fakultas. Edukasi juga akan kami lakukan dalam bentuk Komunikasi Informasi dan Edukasi atau KIE yang bertujuan untuk memberikan informasi terkait penanganan hewan ternak yang terkena PMK,” ungkapnya.


Dyah menambahkan, melalui upaya yang telah dilakukan diharapkan tidak ada kepanikan yang berujung pengambilan keputusan yang salah dari para peternak atau jagal hewan untuk menjual hewan yang terkena PMK dengan harga dibawah harga pasar.


“Selain itu dalam KIE kami nanti juga akan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bagaimana mengolah daging dan susu yang benar, sehingga tetap aman untuk dikonsumsi,” terangnya.


Lebih lanjut, sebenarnya Indonesia sudah dinyatakan terbebas dari PMK sejak tahun 1990-an. Wabah yang terjadi saat ini kemungkinan berasal dari lalu lintas hewan ternak atau bahan pangan asal hewan yang berasal dari luar Indonesia.


“Maka dari itu saat ini pemerintah memberlakukan pembatasan wilayah khususnya lalu lintas hewan ternak pada daerah wabah agar tidak semakin meluas wabah PMK yang terjadi sejak akhir April lalu,” tandasnya.


Sedangkan bagi sapi yang saat ini sudah terindikasi terkena PMK bisa diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terapi symptomatis, dan antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder.


“Virus tersebut menyerang hewan ternak yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, dan pada sapi sapi muda bisa berakibat kematian. Sehingga angka mortalitas pada sapi muda atau pedet cukup tinggi,” pungkasnya.


Pendidikan Terbaru