• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pendidikan

Buat Nyaman Persalinan, Tiga Mahasiswa Kebidanan Unusa Ciptakan Birth Chair Low Pain

Buat Nyaman Persalinan, Tiga Mahasiswa Kebidanan Unusa Ciptakan Birth Chair Low Pain
Mahasiswa Unusa menunjukkan karyanya. (Foto: NOJ/ Rofi'i Bonawi).
Mahasiswa Unusa menunjukkan karyanya. (Foto: NOJ/ Rofi'i Bonawi).

Surabaya, NU Online Jatim

Tiga mahasiswa dari Program Studi (Prodi) D-3 Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang berhasil lolos Pekan Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) membuat birth chair low pain untuk ibu yang akan melahirkan.

 

Ketiga mahasiswa ini adalah Rizha Nurdianti, Amalia Ramadhany, dan Yovana Enanda. Mereka membuat birth chair low pain untuk mengurangi nyeri pada ibu yang akan memasuki proses persalinan dan menunggu pembukaan hingga lengkap dengan cara efektif serta murah.

 

"Jadi ini sangat membantu untuk ibu-ibu yang akan melakukan persalinan, terlebih birth chair low pain ini sangat murah dan efektif," kata Rizha Nurdianti, salah satu tim PKM KC, Jumat (16/ 10/ 2020).

 

Rizha menjelaskan, ide kursi ini adalah perpaduan dari kursi pijat dengan kursi persalina. Didalamnya dilengkapi layanan memijat pada titik-titik tertentu yang difokuskan pada tujuannya. Yaitu mengurangi rasa nyeri dan memberi relaksasi pada pasien yang akan bersalin. "Jadi kursi ini bisa membuat rileks pada ibu yang akan melahirkan," ungkapnya.

 

 

Selain itu, kursi tersebut dilengkapi PC serta headset yang berfungsi sebagai hypnoterapi untuk mengurangi rasa takut dan stress ibu ketika akan memasuki persalinan. "Selain itu, kursi ini didesain dapat berbaring lurus,  setengah duduk atau 45 derajat atau duduk 90 derajat disesuaikan dengan keinginan ibu agar lebih nyaman posisinya," jelas Rizha.

 

Sehingga, ibu berkurang rasa nyeri serta tidak stress dan lebih tenang ketika menghadapi persalinan. "Jadi dapat lebih efektif karena dapat mengurangi penggunaan obat pereda nyeri, serta penggunaan terapis," pungkas Rizha.

 

Edior : Rofi'i Bonawi


Editor:

Pendidikan Terbaru