• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Pendidikan

Rektor Unisma Ulas Tantangan Kampus NU di Abad Kedua

Rektor Unisma Ulas Tantangan Kampus NU di Abad Kedua
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi. (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi. (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)

Surabaya, NU Online Jatim

Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr H Maskuri MSi mengulas tantangan kampus NU di abad kedua. Untuk itu, setidaknya ada dua misi besar yang menjadi fokus utama dalam mengamankan dan mengembangkan peran jamiyah NU dalam merawat jagat dan membangun peradaban dunia.

 

“Dua misi tersebut begitu penting karena dapat menjadi kekuatan besar bagi Perguruan Tinggi NU,” ujarnya dalam tayangan program Ihwal Jamiyah di kanal youtube TV9 Nusantara, dikutip, Kamis (27/07/2023).

 

Misi pertama, menurut Prof Maskuri, adalah menjaga dan mengembangkan misi jamiyah NU, yaitu merawat jagat dan membangun peradaban dunia. Kedua, yaitu mengembangkan kampus berkualitas di abad kedua NU dengan tetap memperhatikan dinamika kehidupan global tanpa melupakan kearifan lokal.

 

“Dalam konteks ini, perguruan tinggi NU berkomitmen untuk menyatukan dua aspek penting ini, yakni daya komparatif dan kompetitif. Sehingga dapat menciptakan keunggulan dan mewarnai ilmu pengetahuan dan teknologi baik di tingkat nasional maupun global,” katanya.

 

Prof Maskuri menegaskan bahwa menyatukan misi jamiyah NU dan mengembangkan kearifan lokal bukanlah hal yang mudah. Namun menjadi tantangan dan tujuan utama dalam perjalanannya ke depan. Kedua misi tersebut menjadi pijakan dalam menghadirkan pendidikan tinggi NU yang berkualitas dan memberikan dampak positif bagi peradaban dunia.

 

“Pentingnya menjaga identitas dan nilai-nilai lokal, karena inilah yang akan menjadi keunikan dari NU yang selalu menganut prinsip tawasut (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran),“ ucapnya.

 

Sebab itu, di antara langkah strategis yang perlu dilakukan adalah memperkuat jejaring di antara sesama perguruan tinggi NU dan menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri.

 

Hal demikian, tambah Prof Maskuri, bertujuan untuk meningkatkan internasionalisasi dan pengembangan inovasi dalam menghadapi tantangan abad kedua yang semakin kompleks. Seiring dengan jumlah perguruan tinggi NU yang hampir mencapai 283 kampus, kerja sama di dalam mengembangkan inovasi menjadi suatu keharusan.

 

“Perguruan tinggi NU harus mampu beradaptasi dengan dunia internasional. Dalam upaya ini, kerja sama dan jejaring dengan perguruan tinggi lain, baik dalam maupun luar negeri, menjadi hal yang sangat penting,” tandasnya.

 

Penulis: Lailatul Maghfiro


Pendidikan Terbaru