• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Ketua Umum PBNU Jelaskan Sejarah Peringatan Maulid

Ketua Umum PBNU Jelaskan Sejarah Peringatan Maulid
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj. (Foto: NOJ/TTI)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj. (Foto: NOJ/TTI)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan asal-usul peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

 

Menurutnya, maulid Nabi diadakan kalangan Syiah  yakni oleh Al-Muiz, seorang Khalifah Fatimiyah pada tahun 601 H. Sementara dari kalangan Sunni pertama kali digelar oleh Syamsud Daulah dari Nidhamil di Irak. 

 

“Al-Muiz yang membangun Kota Kairo. Gubernurnya bernama Jauhar Assoqli, yang membangun Al-Azhar yaitu Al-Muiz Al-Kohir li dinillah,” kata Kiai Said saat memberikan sambutan di Maulid Akbar dan Doa Bersama yang digelar LDNU di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, tahun lalu. 

 

Kiai Said menjabarkan maulid Nabi merupakan sunah taqririyyah yaitu perkataan, perbuatan yang tidak dilakukan Nabi, tetapi dibenarkan Rasulullah SAW.

 

Menurut dia, memuji atau mengagungkan Rasullah SAW termasuk sunnah taqririyah karena tidak pernah dilarang oleh Rasulullah. 

 

Salah satu sahabat yang memuji-muji Nabi Muhammad adalah Ka’ab bin Juhair bin Abi Salma yang diceritakan dalam bait nadlam yang sangat panjang. Di hadapan Nabi Muhammad Ka’ab mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang hebat dan mulia. Mendengar pujian itu Nabi tidak melarang, bahkan membenarkan. 

 

“Malah Rasulullah memberi hadiah selimut yang sedang dipakai. Selimutnya bergaris-garis. Selimut garis-garis itu bahasa Arabnya adalah Burdah,” ucapnya. 

  

Kiai Said menyebut, sampai sat ini burdah Nabi Muhammad masih ada dan diabadikan di Museum Toqafi Istanbul Turki. Itulah mengapa setiap ada qasidah atau syair yang isinya memuji Nabi Muhammad disebut qasidtul burdah

 

Maulid Akbar yang digelar Lembaga Dakwah PBNU kala itu dihadiri ribuan warga NU dari berbagai daerah. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, penceramah Gus Miftah, KH Yusuf Mansur, Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan dan beberapa tokoh penting lain.


Editor:

Metropolis Terbaru