• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

NU Jatim Siap Perjuangkan Hak Warga Sampang Eks Syiah

NU Jatim Siap Perjuangkan Hak Warga Sampang Eks Syiah
Pemberian tali asih oleh PWNU Jatim kepada warga Sampang Eks Syiah. (Foto: NOJ/ISt)
Pemberian tali asih oleh PWNU Jatim kepada warga Sampang Eks Syiah. (Foto: NOJ/ISt)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Setidaknya hingga kini masih ada sekitar 347 warga Sampang bekas Syiah yang tinggal di Rusunawa Jemunda Sidoarjo. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur siap memperjuangkan hak dasar warga tersebut selama berada di penampungan.

 

Penegasan disampaikan KH Abdussalam Sochib saat melakukan kunjungan ke Rusunawa Jemunda tersebut. Sejumlah kiai dari PWNU Jatim juga hadir di pertemuan itu KH Ali Maschan Moesa (wakil rais ), KH Abdus Salam Shohib (wakil ketua), KH M Syamsudin (wakil katib), H Mathorur Rozaq (bendahara) dan beberapa pengurus lain.

 

“Tujuan silaturahim ini adalah kita sebagai saudara sebangsa dengan kemanusiaan yang tinggi ingin memastikan bahwa semua mendapatkan hak dasarnya,” kata KH Abdus Salam Sochib, Ahad (28/02/2021).

 

Dalam pandangan Gus Salam, sapaan akrabnya bahwa kehadiran NU ingin memastikan para warga Sampang eks Syiah mendapatkan hak-hak sebagai warga negara.

 

“Karena di UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama. Dengan demikian kehadiran kami ingin memastikan apakah panjengan memiliki hak pendapatkan pendidikan hingga pekerjaan,” terang Wakil Ketua PWNU Jatim itu.

 

Lebih lanjut disampaikan Pengasuh Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar Jombang tersebut bahwa dalam Islam pun dalam menerapkan syariat menerapkan lima prinsip dasar yang harus dilindungi.

 

“Yakni menjaga akal, agama, harga diri, harta, dan keturunan. Itu semua harus kita rawat,” urai kiai yang juga Ketua Panitia Harlah ke-98 NU di PWNU Jatim itu.

 

Gus Salam turut prihatin karena hampir 8 tahun warga Sampang tinggal di Rusunawa tersebut. Dan kondisi itu tentu saja membuat NU Jatim turut prihatin.

 

“Tapi kami berharap panjenengan semua tidak berputus asa. Selama konsisten bertakwa kepada Allah Ta’ala, niscaya akan diberikan jalan keluar terbaik,” tegasnya.

 

Pada acara bertajuk ‘NU Merajut Ukhuwah’ tersebut, Gus Salam juga menjelaskan itikad baik PWNU Jatim dalam menyapa sejumlah kalangan. Seperti menerima kembali warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII di Banyuwangi yang hendak kembali kepada NU. Demikian pula awal Maret mendatang silaturahim akan dilakukan kepada mantan aktivis Front Pembela Islam (FPI) di Sampang, Bangkalan, serta Pamekasan.

 

“Mereka  semua akan kembali ke NU,” jelasnya.

 

Disampaikannya, bahwa silaturahim yang dilakukan ini sebagai bagian nyata dan kerja konkrit NU untuk benar-benar melaksanakan ukhuwah islamiyah atau persaudaraan Islam.

 

“Karena itu sebagaimana dicanangkan oleh KH Ahmad Shiddiq yang mencanangkan tiga ukhuwah yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah atau kebangsaan dan ukhuwah basyariyah dan insaniyah yakni kemanusiaan,” tegasnya.

 

Di ujung sambutan, Gus Salam berharap silaturahim tidak berhenti hanya di seremonial. Bahkan pesantrennya dan juga pondok lain di Jawa Timur siap memberikan beasiwa penuh bagi warga eks Syiah Sampang untuk mondok.

 

“Sekali lagi, kehadiran kami di sini untuk melayani panjengan menampung permasalah yang dihadapi dan kami akan perjuangkan dengan kekuatan yang kami miliki,” tandasnya.

 

Hadir pula Ketua Pengurus Cabang Nadhaltul Ulama (PCNU) Sampang KH. Itqon Busyiri dan koordinator pengungsi Sampang Ustadz Ali Mustadlo alias Tajul Muluk. 

 

Kegiatan ditutup dengan istighotsah dan pemberian santunan.


Editor:

Metropolis Terbaru