• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Tapal Kuda

Ketua LAZISNU Jember Sampaikan Pentingnya Introspeksi Diri

Ketua LAZISNU Jember Sampaikan Pentingnya Introspeksi Diri
Ketua LAZISNU Jember, Gus Fathor Rasyid. (Foto: NOJ/Wildan Miftahussurur)
Ketua LAZISNU Jember, Gus Fathor Rasyid. (Foto: NOJ/Wildan Miftahussurur)

Jember, NU Online Jatim

Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdltul Ulama (LAZISN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Gus Fathor Rosyid menyampaikan pentingnya introspeksi diri agar mempersiapkan bekal menghadap Allah SWT. 


Dalam ceramahnya, pihaknya menyatakan agar tidak sekedar memperbanyak harta dan jabatan melainkan meningkatkan ibadah secara kualitas.


“Berapa banyak waktu yang telah kita habiskan, berapa banyak umur yang telah lalu karena bekal yang akan kita bawa, bukan seberapa banyak harta, setinggi apa jabatan kita melainkan adalah ibadah kita kepada Allah SWT,” ujarnya setelah shalat Tarawih berjamaah di Masjid Al Baitul Amin, Rabu (20/03/2024).


Menurutnya, sekecil apapun perbuatan baik dan buruk pasti akan dibalas oleh Allah SWT. Ia mengingatkan agar setiap amal baik harus diikat oleh koridor ilmu sebagai pemimpinnya seluruh amal perbuatan.


“Al ilmu imamul amal, ilmu itu imamnya amal, dan amal adalah yang mengikuti ilmu, maka sebagaimana Nabi pertama kali mendapat wahyu adalah iqra’ yaitu belajar ilmu tidak langsung ibadah dan lainnya, karena ilmu akan menjadikan amal kita sah kepada Allah SWT,” terangnya.


Pihaknya menjelaskan, jangan sekali-kali meninggalkan pentingnya ilmu dalam ibadah. Jangan sekali-kali ibadah shalat, zakat, puasa dan lainnya tanpa ilmu.


“Penting bagi kita untuk belajar dari syarat, rukun hingga hal-hal yang membatalkannya agar apa yang kita lakukan tidak sia-sia karena tidak sedikit dari kita tiap harinya lupa akan ilmu,” ungkapnya.


Di penghujung ceramahnya, Gus Fathor menceritakan sebuah kisah di dalam kitab i’anatut thalibin tentang diskusi lebih utama mana ibadah orang pintar tapi fasik dan orang kurang pintar tapi tidak fasik.


“Orang fasik tapi alim dan orang kurang pintar tapi fasik di tes oleh 2 orang ditanya masing-masing mereka, dan disimpulkan kalau ibadah orang yang kurang ilmu dapat menyesatkan dan orang yang alim tapi fasik lebih baik karena akidahnya terjaga namun kita harus sama memperdalam keduanya, apalagi mencari ilmu tidak ada batasan umur,” pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru