• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Mabroer MS: Kolaborasi MUI dan Pemuda untuk Kemajuan Negeri

Mabroer MS: Kolaborasi MUI dan Pemuda untuk Kemajuan Negeri
Literasi pandemi ke 21 via zoom meeting, Mabroer MS. Foto : (NOJ/Rahma Salsabila)
Literasi pandemi ke 21 via zoom meeting, Mabroer MS. Foto : (NOJ/Rahma Salsabila)

Pasuruan, NU Online Jatim
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur kembali mengadakan webinar literasi pandemi ke-21 bertajuk Orkestrasi MUIlenial Berwawasan Islam Washatiyah di Masa Pandemi pada Jumat malam, (19/11/2021).

Mabroer MS, Ketua Komisi Infokom MUI Pusat mengatakan bahwa di masa kini kolaborasi antara MUI dengan pemuda menjadi satu hal yang penting demi kemajuan negeri.

"Dengan jumlah pelajar Jawa Timur yang berjumlah 5.200.000 lebih beserta ragam kemampuan yang mereka miliki, akan menjadi sesuatu yang baik jika MUI bekerja sama untuk membuat atau memproduksi konten edukatif," terangnya.

Menurutnya, konsumen terbesar gadget adalah generasi muda yang secara psikologi, keagaamaan dan spiritualnya masih sangat haus. Namun, di sisi lain MUI belum memberikan asupan yang memadai.

"Maka dari itu, MUI menjadi garda terdepan untuk menyajikan konten keagamaan yang memadai. mengingat survei bahwa 72 persen masyarakat muslim percaya pada MUI, kemudian disusul Nahdlatul Ulama sebagai Ormas Islam yang dianut banyak orang. Sehingga MUI memegang tanggungjawab terbesar untuk menghasilkan konten keislaman moderat dan ramah," tambahnya.

Lebih lanjut, Mabroer menjelaskan jika jalan strategis tersebut dapat ditempuh melalui kolaborasi antara MUI dengan kampus dan pondok pesantren.

"Jawa Timur dapat memberikan contoh bagaimana kolaborasi ini dapat terwujud. Misalnya, kampus menyediakan teknologi dan aplikasinya, kemudian pesantren dan kampus Islam menyediakan konten kreatornya. Jika ini disatukan, maka konten yang positif dan bersifat mencerahkan akan membanjiri laman media sosial," ucapnya.

Kemudian ia menjelaskan jika ancaman terberat bukan soal banjir dan sejenisnya, tapi adanya distruksi terhadap ideologi, paham keagamaan, paham kebangsaan.

 

"Sehingga langkah dan kecerdasan pemuda perlu kita arahkan," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru