Probolinggo, NU Online Jatim
Namanya Nayla Sakinah. Penampilannya modis. Khas wanita kekinian. Ia juga rupawan. Bagi yang pertama melihat, apalagi cuma dari foto, terkesan sama dengan wanita-wanita pada umumnya. Tapi kiranya itu hanya tampakan luar. Yang istimewa, ia adalah wanita penghafal Al-Qur’an 30 juz, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Zainul Hasan (Unzah) Probolinggo, seorang guru atau ustadzah, juga bos hijab Muslimah Wearing dan Kinana Style.
Nayla asli Probolinggo. Sejak kecil ia sudah dididik dengan ilmu agama secara ketat. Nayla lulus dari MTs dan MA Darul Lughoh Wal Karomah Kraksaan. Kemudian ia melanjutkan selama dua tahun di Pondok Pesantren Tahfidzil Qur'an Al Muqorrobin Lawang, Malang. Di sini ia berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 juz hingga mendapatkan beasiswa Tahfidzul Qur'an dari kampus hingga lulus kuliah.
Nayla tak puas. Ia kuliah lagi di Jurusan PBA Unzah Probolinggo dan kini sudah mau skripsi. Di sela-sela itu, ia aktif mengajar di SMP Taruna Al Kautsar dan juga seorang ustadzah Tahfidzil Qur'an di Pondok Pesantren Al Kautsar. Ia juga aktif di Organisasi HMH di kampus, yakni Himpunan Mahasiswa Hifdzil Qur'an.
Kesibukan kuliah, berorganisasi, dan mengajar Al-Qur’an rupanya tak cukup. Nayla pun menambah aktivitasnya dengan berbisnis hijab. Untuk mengembangkan usahanya itu, ia mendirikan Muslimah Wearing dan memiliki toko Kinana Style di Probolinggo. Bakat dan naluri bisnisnya juga sudah tumbuk sejak kecil, karenanya ia menjalaninya dengan senang.
Nayla mengaku mendirikan Muslimah Wearing dengan modal seadanya. Respons pasar bagus dan lama-lama berkembang. Adapun nama toko Kinana Style yang didirikannya diambil dari namanya sendiri, yaitu Sakinah. Produk yang ia jual tak jauh-jauh dari busana Muslimah, seperti hijab, mukenah, masker strap, dan lainnya. Ia memasarkan produknya secara offline dan online.
“Awal tujuan saya membuka bisnis ini adalah untuk mengisi waktu luang dan menambah uang jajan. Namun, lama-kelamaan semakin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai santri juga di pondok pesantren yang sudah malu minta uang jajan sama orang tua. Akhirnya saya semakin ingin mendalami dan menggali skill saya dalam dunia usaha,” ujar wanita kelahiran 4 November 1997 itu kepada NU Online Jatim, Ahad (05/09/2021).
Editor: Nur Faishal
