• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Tapal Kuda

Perempuan Mandiri Versi Ning Khilma Anis

Perempuan Mandiri Versi Ning Khilma Anis
Ning Khilma Anis. Foto: Istimewa
Ning Khilma Anis. Foto: Istimewa

Pasuruan, NU Online Jatim
Kemandirian perempuan bukan karena meninggikan diri sendiri, tetapi untuk mengasah hati agar mau "rekoso" dan tidak tamak. Perempuan harus mandiri supaya hanya mengharapkan sesuatu dari usahanya sendiri. Prinsip kemandirian tersebut dicuitkan Ning Khilma Anis pada salah satu sorotan instagram pribadinya @khilma_anis seperti dikutip NU Online Jatim, Kamis (31/03/2022).
 

Penulis novel "best seller" Hati Suhita itu menyebutkan bahwa kemandirian bukan tentang seberapa banyak nominal yang dihasilkan. Melainkan kemerdekaan jiwa dari belenggu rasa bergantung pada orang lain. Jiwa mandiri, ditulis Ning Khilma, akan menjadikan seseorang bersyukur atas setiap capaian yang diraih sekecil apa pun itu. 
 

"Hadiah terhebat kita sebagai perempuan untuk diri kita sendiri adalah kebebasan. Bebas lepas. Punya sayap sendiri untuk terbang. Kalau perempuan mandiri, dia hanya berharap dari apa yang diusahakan sama kaki dan tangannya sendiri. Berdiri di kaki sendiri sebisa-bisanya," ungkap Ning Khilma.
 

Dirinya menyatakan bahwa prinsip kemandirian yang terus ditanamkannya merupakan buah dari nasihat ibunya. Kepada keempat anak perempuannya, dikisahkan Ning Khilma, sang ibu selalu berpesan agar menjadi perempuan yang tidak bergantung, punya keterampilan, serta penghasilan sendiri.
 

"Karena nasihat itulah pikiran untuk menjadi perempuan mandiri sudah tertanam sejak kecil. Waktu belum bisa ngapa-ngapain ya tetap berpikir kelak mau gimana. Ketika sudah bisa ya mulai action 'apa keterampilan saya?'. Saya suka menulis maka harus terus diasah," ulas ibu dua anak itu.
 

Lantas, alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta itu mengatakan, tertanamnya jiwa mandiri pada perempuan membuat mereka menjadi sosok yang bahagia serta penuh empati. Karena mereka paham dan merasakan bagaimana lelahnya bekerja sehingga hatinya cenderung kuat dan tangguh.
 

"Kalau perempuan mandiri jadi istri, mereka akan menyenangkan dan tidak mudah mengeluh. Sama sekali tidak menyalahkan berapa pun penghasilan suami. Mereka bisa berempati karena tahu kerja itu capek raga dan pikiran," tambahnya.
 

Kemudian, Ning Khilma menceritakan sepak-terjang perjuangannya sampai bisa mencetak dan mendistribusikan hasil karyanya sendiri tanpa bergantung pada penerbit mayor.
 

Selain itu, ia juga menciptakan brand fashion dengan tema besarnya ialah budaya dan wayang. Hasilnya dapat dirasakan oleh banyak pihak, utamanya bagi perempuan yang juga menginginkan kemandirian karena dari sana terbuka banyak ladang pekerjaan.
 

"Jadi buat perempuan, kemandirian dan berdagang bukan soal nominal dan mencari penghasilan tambahan. Tapi lebih ke aktualisasi diri, memerdekakan diri dari siapa pun yang berpotensi menyakiti. Bebas dari siapa pun yang berpotensi membuatnya menangis karena meminta," terang Ning Khilma.
 

Akan tetapi, Ning Khilma tetap mengingatkan bahwa kemandirian seseorang, tentu masih sangat memerlukan doa dari orang lain, terutama kedua orang tua. Sebab doa orang tua adalah doa yang paling keramat.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru