Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Kediri Raya

KH Anwar Iskandar: Sebagai Bangsa Pejuang Harus Kuat Hadapi Covid-19

Wakil Rais PWNU Jatim, KH Anwar Iskandar. (Foto: NOJ/LKi)

Kediri, NU Online Jatim
Wakil Rais Pengurus Wilayah nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Anwar Iskandar menyampaikan bahwa sebagai bangsa pejuang, harus kuat dalam menghadapi Covid-19. Pada saat yang sama, tahun baru Islam hendaknya diisi dengan komitmen untuk mengubah diri menuju lebih baik.

 

Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pesantren Assa’iddiyah Kota Kediri ini pada acara Istighotsah dan Doa Bersama Akhir Tahun 1442 H dan Awal Tahun 1443 H yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri, Senin (09/08/2021).

 

Kiai Anwar menjelaskan bahwa Indonesia merupakan bangsa pejuang yang sejak dahulu dijajah berbagai bangsa. Karenanya saat menghadapi Covid-19 mestinya harus kuat.

 

”Kita harus kuat karena memang bangsa pejuang. Sejak dijajah oleh berbagai bangsa, kita akhirnya survive dengan sebuah kemerdekaan yang diproklamirkan pada bulan ini, yaitu tanggal 17 Agustus tahun 45,” kata alumni Pesantren Lirboyo, Kota Kediri ini.

 

Sejak dahulu bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan perjuangan yang berat, maka hendaknya masyarakat kuat dan berjuang dalam menghadapi segala problemai. Perjuangan bangsa zaman penjajahan diharap juga menjadi motivasi untuk bertahan dan berjuang.

 

“Kalau dulu kita bisa mengalahkan penjajah-penjajah yang datang dari luar negeri, hari ini harusnya kita bisa mengalahkan bahaya perpecahan dari bangsa kita,” jelasnya.

 

Perpecahan dari bangsa yang dimaksud adalah maraknya fitnah, hoaks, dan adu domba yang bertebaran di media sosial. Hal tersebut tentu saja berpotensi memecah belah kesatuan bangsa. 

 

Kiai Anwar juga berpesan kepada masyarakat untuk mewaspadai bahaya lain yang menghantui bangsa ini. Seperti merajalelanya maksiat, munkarat, korupsi, termasuk penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan partai sendiri dan golongan.

 

Bahaya di atas menurut Kiai Anwar tidak kalah penting dari virus Corona, karena hakikatnya kemaksiatan, kemunkaran itu akan mendatangkan murka Allah SWT.

 

”Maril kita berubah, hijrah dari maksiat kepada taat, dari munkarat kepada takwallah. Karena Allah tidak akan mengubah nasib umat, ketika umat tersebut tidak mengubah nasibnya sendiri,” terangnya.

 

Di ujung keterangan, Kiai Anwar mengajak masyarakat di tahun baru Islam yang ditandai dengan hijrahnya Nabi untuk diaktualisasikan. Yakni dengan bersyukur kepada yang telah berjuang dengan sekuat tenaga menanggulangi musibah ini dan harus hijrah kepada perkara yang lebih baik. Bahwa percuma mengadakan beragam acara kalau ujung-ujungnya tidak berubah. Berubah dari jelek ke baik, dari nakal ke baik, dari maksiat kepada taat kepada Allah SWT. 

 

“Sebab Al-Qur’an mengatakan kalau manusia tidak mau berubah tetap saja maksiat ya Tuhan tidak akan mengubah,” pungkasnya.

 

Penulis: Ahmad Nahrowi 
Editor: Syaifullah
 

Syaifullah
Editor: Syaifullah

Artikel Terkait