Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Madura

Mustasyar NU Sumenep Ungkap Empat Hal yang Selalu Mengganggu Manusia

Mustasyar PCNU Sumenep, KH Thaifur Ali Wafa. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH Thaifur Ali Wafa mengatakan, bahwa sesungguhnya iblis itu berdiri di depan manusia, hal dunia ada di belakangnya. Sedangkan nafsu ada di sebelah kanan manusia, dan di sebelah kirinya ada hawa nafsu.

 

“Manusia tidak bisa mengelak dari keempat hal tersebut dan selalu mengganggu manusia ketika berjalan di jalan Allah Swt,” ujar KH Thaifur Ali Wafa saat pengajian bulanan kitab Nashaihul Ibad dan Firdausun Na'im di kantor PCNU setempat, Selasa (03/08/2021) yang disiarkan langsung di kanal Youtube TVNU Sumenep.

 

Menurut Kiai Thaifur, jika dilihat secara dhahir manusia kalah. Sebab yang mengganggu sangatlah banyak. Namun jika melihat mutmainnah-Nya Allah, manusia hendaknya bisa tenang.

 

“Seperti perang Hunain yang secara dhahir jumlah tentara Islam banyak, tapi Allah memberikan kekalahan. Sebaliknya, perang Badar yang secara dhahir jumlahnya sedikit, Allah memberikan kemenangan. Hal tersebut kerena mereka i'timad kepada Allah," katanya.

 

Lebih lanjut, untuk sampai ke jalan-Nya, Allah memerintahkan untuk memerangi keempat hal tersebut. Jika manusia mengakui kelemahannya, maka Allah datang untuk menolongnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Assadad Ambunten ini pun mengibaratkan manusia seperti besi. Di atas besi tersebut ada sebrani besar dan kuat. Jika aktif dan besar, maka besi itu akan terangkat ke atas. Jika kecil maka akan jatuh ke bawah. Apalagi tabiat besi pasti jatuh ke bawah.

 

“Maksudnya ialah ketika amal manusia bagus dan baik, maka akan tertarik ke atas. Jika sebaliknya, maka akan jatuh ke bawah, karena perbuatan maksiatnya banyak," jelasnya.

 

Disebutkan, tugas iblis adalah mengajak manusia untuk meninggalkan agama. Ia akan masuk ke dalam hati hingga menguasainya. “Menurut Al-Ghazali, tempat masuknya iblis adalah lewat sifat tercela manusia, seperti su'udzon, takabur, riya, dan lainnya,” imbuh Kiai Thaifur.

 

Tidak hanya itu, Kiai Thaifur juga menjelaskan ragam nafsu. Pertama, nafsu lawwamah, yakni nafsu yang selalu menyalahkan diri. Kedua, nafsu mutmainnah, tenang melakukan kewajiban.

 

Baca juga: Bila Drakor ‘To My Star’ Dibedah Mahasiswa Tasawuf Instika

 

Ketiga, nafsu Radliyah, yaitu ridha kepada Allah ketika diberikan ujian. Keempat, nafsu mardliyah, yakni nafsu yang diridhai Allah.

 

“Dan, nafsu yang terakhir ini termasuk nafsu yang hanya dimiliki oleh para auliya,” pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman

Firdausi
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait