Ustadz Untung, Guru Madrasah dengan Keterbatasan Fisik Terima Penghargaan Tingkat Nasional
Rabu, 21 Mei 2025 | 11:00 WIB

Ustadz Untung penerima penghargaan Liputan 6 SCTV Awards 2025 Kategori Pendidikan (Foto: NOJ/Istimewa).
Sumenep, NU Online Jatim
Terlahir dengan keterbatasan fisik, tidak membuat Ustadz Untung patah semangat meneruskan asanya menjadi seorang guru yang profesional. Pria kelahiran Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep itu merupakan guru madrasah tanpa dua tangan.
Kendati menjadi guru madrasah dengan keterbatasan fisik, justru beberapa penghargaan telah berhasil ia torehkan. Mulai dari penghargaan dari kampus, penghargaan tingkat daerah hingga penghargaan tingkat pusat.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Di tingkat daerah, Ustadz Untung beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai guru inspiratif Kabupaten Sumenep. Penghargaan berupa Widya Wiyata Dharma Samya dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tahun 2019 pernah juga diterimanya. Ia juga pernah menjadi bintang tamu di salah satu televisi swasta pada acara Hitam Putih dan Kick Andy.
Di level lain, penghargaan Madrasah Award dan Apresiasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Adiktis) 2021 kategori Unsur Masyarakat Peduli Madrasah juga ia pernah terima.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Terakhir, Ustadz Untung kembali menyita perhatian publik pada ajang Liputan 6 SCTV Awards 2025. Ia dinobatkan sebagai penerima Penghargaan Kategori Pendidikan. Acara ini bertempat di Studio 5 Emtek, Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (20/5/2025)
"Saya percaya, hanya pendidikan yang bisa membawa Indonesia menuju masa depan emas. Mari kita terus belajar dan berbagi, di mana pun kita berada,” ujarnya Ustadz Untung setelah menerima penghargaan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Menjadi seorang guru bukan cita-cita Ustadz Untung dari kecil. Ia hanya mengenyam bangku pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ia mengejar ujian paket C.
Inisiatifnya menjadi tenaga pengajar dimulai ketika Madrasah Miftahul Ulum Batang-Batang, Sumenep pada tahun 1993 kekurangan tenaga pengajar. Kemudian, ia memilih mendaftarkan diri di lembaga pendidikan tersebut sebagai guru.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain berprofesi sebagai guru madrasah, pria 55 tahun itu juga menjadi guru ngaji di mushala miliknya. Sebagai penghasilan tambahan saat ini Ustad Untung juga bertani sekaligus beternak.
"Selain menjadi guru saya juga beternak. Ke depan saya bersama tim akan terus berinovasi menggarap ternak ayam petelur yang ramah lingkungan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND