• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pustaka

Menguatkan Tradisi Ilmiah Pendidikan Islam di Tengah Tantangan Global

Menguatkan Tradisi Ilmiah Pendidikan Islam di Tengah Tantangan Global
Sampul buku Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah. (Foto: NOJ/ ISt)
Sampul buku Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah. (Foto: NOJ/ ISt)

Sebagai intelektual Muslim yang sudah malang melintang dalam dunia akademik, Masdar Hilmy telah melahirkan banyak karya tulis, baik dalam bentuk jurnal ataupun buku. Salah satu karya pentingnya yang wajib dibaca khususnya mahasiswa dan pecinta ilmu adalah buku berjudul ‘Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah’ yang terbit pada bulan Agustus 2016 lalu.


Masdar menulis buku tersebut dengan maksud menumbuhkan semangat zaman untuk menuju masyarakat Muslim yang lebih baik melalui pengembangan pendidikan Islam. Hal tersebut karena dalam pandangannya, antara Islam sebagai agama yang mempunyai ajaran-ajaran luhur saat ini sangat bertentangan dengan realitas umat Islam. Hal itu tentu melahirkan banyak persoalan-persoalan, seperti korupsi, kekerasan seksual hingga peredaran narkoba belum bisa terselesaikan.


Buku ini mempunyai tiga tema besar. Pertama, adalah membagun tradisi ilmiah yang kemudian diulas menjadi delapan sub pembahasan. Kedua, pembahasan tentang pendidikan Islam dan tantangan global, yang dijabarkan dalam lima sub pembahasan. Dan yang ketiga adalah isu-isu pendidikan kontemporer yang terbagi menjadi tiga sub pembahasan.


Pada tema pertama, Masdar menuliskan pengalamannya terkait hal yang perlu dipersiapkan seorang calon mahasiwa yang akan kuliah di luar negeri. Masdar memaparkan tiga tahapan yang harus dilalui, mulai dari tahap pra kuliah, saat kuliah, hingga setelah lulus kuliah.


Dalam buku ini, dijabarkan secara gambling terkait perbedaan kampus dalam negeri dan luar negeri, khususnya di Barat. Bahwa, di dalam negeri pendidikan Islam lebih banyak menekankan pada penguatan materi yang masuk dalam ranah kajian keislaman. Sementara pendidikan tinggi di Barat lebih banyak menekankan pada pengayaan dimensi metodologis dan berpikir kritis-rasional-empiris yang diterapkan dalam kajian Islam. (Hal. 13)


Pada bab kedua, Masdar yang pernah nyantri di Pesantren Al Hidayat Lasem, Rembang itu melihat pesantren memiliki tradisi pembelajaran yang relatif lebih kaya jika dibandingkan dengan lembaga formal lainnya. Pengajian yang dilaksanakan dengan metode sorogan, bandongan, dan halaqah menjadi bukti betapa lembaga pesantren telah memiliki tradisi yang mandiri, mapan, dan berbeda dengan pendidikan klasikal-formal.


Pembelajaran dengan penerjemahan teks Arab pegon yang berlangsung sampai saat ini menurut Masdar merupakan suatu kejeniusan yang menggambarkan orisinalitas model pendidikan pesantren yang tidak terharga nilainya bagi peradaban. (Hal. 79).


Pada bab terakhir Masdar menuliskan pemikirannya terkait Al-Qur’an dan Sains. Dirinya membenarkan bahwa sejumlah ayat Al-Qur’an barangkali sejalan dengan teori sains modern. Namun demikian, menganggap bahwa Al-Qur’an merupakan sumber langsung bagi teori-teori sains modern merupakan anggapan yang simplistik dan bahkan mengandung kesalahan fatal. Oleh karena itu, mensejajarkan keduanya berarti merendahkan Al-Qur’an dan menuhankan sains. (Hal. 155).
 

Identitas Buku

Judul: Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah
Penulis: Masdar Hilmy
Penerbit: Madani
Tahun Terbit: Agustus, 2016
Tebal: 196 Halaman
ISBN: 978-602-0899-19-0
Peresensi: Boy Ardiansyah, Guru Madrasah dan Mahasiswa Pascasarjana Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto.


Pustaka Terbaru