• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Pustaka

Meluruskan Kekeliruan Pemahaman tentang Islam

Meluruskan Kekeliruan Pemahaman tentang Islam
Sampul buku Islam yang Disalahpahami. (Foto: NOJ/ ISt)
Sampul buku Islam yang Disalahpahami. (Foto: NOJ/ ISt)

M Quraish Shihab yang kita kenal sebagai cendikiawan muslim dan memiliki buah karya di bidang tafsir, yakni Al Misbah. Kini mengupas tentang masalah keislaman, yaitu buku yang membahas tentang Islam yang disalahpahami. Dalam bukunya ia mengupas satu persatu tentang masalah-masalah keislaman mulai dari zaman terdahulu sampai masalah kontemporer.


Sebenarnya buku ini adalah buku yang ketiga dari buku yang lahir sebelumya dalam nuansa tema keislaman. Buku pertama “Islam yang Saya Anut”, sementara buku kedua “Islam yang Saya Pahami”. Tentunya buku ini hadir untuk memberikan penjelasan dari sekelumit problematika Islam.


Muncul sebuah pertanyaan sederhana, mengapa ajaran Islam tersebut disalahpahami? Buku ini sudah menjawabnya, yaitu terdapat dua indikasi. Pertama, akibat kedangkalan pengetahuan dari para orientalis yang tidak terlalu paham terkait ajaran Islam secara keseluruhan, baik disengaja atau pun untuk memperburuk citra Islam. Kedua, dari kalangan Islam sendiri yang bahan bacaannya masih terbatas.


Sering kita kenal istilah yang tidak asing dalam telinga kita adalah “the misunderstood religion”. Sehingga dalam bukunya, beliau sangat menekankan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang ajaran Islam dan Kebudayaan Islam, termasuk pula budaya nasional. Dalam hal ini budaya nasional yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.


Pengetahuan yang menyeluruh mengenai keduanya merupakan ikhtiar dalam membentengi ajaran yang sesat. Budaya yang positif akan menjadikan pelita menuju jalan yang terang. Sebab persoalan mengenai nilai-nilai budaya akan membentuk sikap pribadi seseorang. Jika komitmen ini selaras, maka keduanya mengantarkan kepada kedamaian dan moderasi. (hlm.12)


M Quraish Shihab di sini mencoba untuk menepis anggapan-anggapan yang selama ini disalahpahami. Ia menguraikan dua belas masalah dalam Islam antara lain: Muhammadanisme, Menyangkut Al-Qur’an dan Sunnah, Kesalahpahaman tentang Nabi Muhammad SAW, Islam Tersebar dengan Pedang, Jizyah, Yang Murtad Dibunuh?, Perbudakan, Sanksi-Sanksi Hukum Islam, Perempuan, Perceraian, Ayat-ayat yang Disalahpahami, dan Hadis-hadis yang Disalahpahami.


Apalagi perkara yang berhubungan dengan penggunaan dalil Al-Qur’an dan Sunnah. Termasuk ayat Al-Qur’an yang butuh pendekatan tafsir dalam memahaminya tersebut. Sebab, jika hanya dipahami secara tekstual dan tidak relevan dengan realitas bisa jadi menyebabkan kekeliruan yang fatal. Al-Qur’an sendiri sebagai pedoman umat Islam tentunya sebagai penunjuk bagi umatnya. Bukan sebaliknya, menggunakan ayat Al-Qur’an tapi digunakan sebagai alat pemalsuan, propaganda, kebencian, diskriminasi, dan lain sebagainya.


Sebagaimana orang non muslim yang menganggap bahwa di dalam surat Al-Fatihah ayat-5 yang berbunyi “hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” dianggap sebagai Tuhan telah menyembah Tuhan yang lain. Anggapan tersebut melenceng dari ajaran Islam, karena sebenarnya dalam ayat tersebut mengandung pelajaran bagi umat Muslim. (hlm. 207-208)


Ketika Al-Qur’an diklaim menjiplak perjanjian lama oleh orientalis Amerika yaitu MacDonald, sebagaimana di dalam QS. An-Nur [24]: 35. Nabi Muhammad dianggap sebagai menjiplak perjanjian baru. Menyikapi hal tersebut, M Quraish Shihab mengurai logika sederhana. Misalnya, ketika menghadirkan dua lukisan Candi Borobudur yang dihasilkan puluhan tahun lalu dengan lukisan baru tahun-tahun sekarang. Tiba-tiba ada kesamaan, itu semua tidak lantas dikatakan menjiplak, namun sudah dari Candi Borobudur itu sendiri. Begitupula dengan kitab suci yang merupakan satu sumber dari Tuhan yang Maha Esa, yaitu Allah SWT. (hlm. 217)


Maka, kalangan umat Islam saat ini, terutama negara kita sendiri yang mayoritas Muslim seharusnya memiliki pemikiran yang luas. Keluasan pengetahuan dalam memahami ajaran Islam ini sangatlah dibutuhkan agar tidak terjebak pada pemikiran sempit. Apalagi menyangkut ayat Al-Qur’an yang dipahami mentah secara tekstual tanpa kajian tafsir yang lain. Tentunya, hal ini akan berdampak pada penggunaan dalil yang cenderung kurang tepat. Tidak dapat dinafikan adanya tendensi takfiri muncul dengan mudah di kalangan Islam.


Buku ini tentunya cocok untuk dijadikan bahan bacaan untuk mengetahui persoalan dalam Islam. Buku ini juga sangat mudah dipahami, sederhana sekaligus mendalam. Dan, tidak jarang kitab terdahulu dijadikan sumber acuan.
 

Identitas Buku:

Judul: Islam yang Disalahpahami
Penulis: M Quraish Shihab
Penerbit: Lentera Hati
Tahun Terbit: Cetakan III, Agustus 2020
Tebal: 378 halaman
ISBN: 978-602-7720-86-2
​​​​​​​Peresensi: Ach Ghifari, Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan alumni Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep.


Pustaka Terbaru