Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Malang Raya

Menyoal Gas Air Mata, Kapolri: 7 Tembakan ke Tribun Selatan

Pers konferensi Kapolri di Mapolresta Kota Malang. (Foto: NOJ/Istimewa)

Malang, NU Online Jatim

Titik terang penembakan gas air mata ke arah suporter Aremania kini terungkap. Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengumumkan setidaknya 11 personel yang melakukan penembakan gas air mata, 7 di antaranya mengarah ke tribun selatan.

 

Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan penembakan gas air mata ke suporter guna mencegah suporter yang lain masuk ke lapangan. Di sisi lain untuk memukul mundur suporter yang sudah masuk ke lapangan.

 

"Total 11 personel yang menembakkan gas air mata. Pertama ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan. Lalu tribun utara 1 tembakan serta ke lapangan 3 tembakan," beber Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi  pers di Mapolresta Kota Malang pada Kamis, (06/10/2022).

 

Kapolri kelahiran Ambon Maluku 5 Mei 1969 ini mengaku, dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan, beberapa personel menembakkan gas air mata. Namun, itu mengakibatkan para penonton semakin tidak bisa dikendalikan. Sehingga suporter yang terkena gas air mata menjadi panik, merasa perih dan ingin berusaha untuk meninggalkan arena Stadion Kanjuruhan.

 

"Namun, di sisi lain tembakan tersebut dilakukan bermaksud untuk mencegah agar penonton yang kemudian turun ke lapangan itu bisa dicegah," terangnya.

 

Selanjutnya, para penonton yang terdesak lalu berusaha keluar. Khususnya di pintu 3, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala. Sebab dikatakannya, dalam aturan PSSI ada  ketentuan yang menyebutkan bahwa 5 menit sebelum pertandingan berakhir maka seluruh pintu tersebut seharusnya dibuka. Sedangkan di Stadion Kanjuruhan tidak dibuka sepenuhnya.

 

"Namun saat itu, pintu dibuka tapi tidak sepenuhnya. Hanya berukuran 1,5 meter. Dan para penjaga pintu atau steward tidak berada di tempat," paparnya.

 

Sedangkan terkait evakuasi kepada pemain dan official Persebaya Surabaya cukup dramatis. Kepolisian menggunakan 4 unit kendaraan rantis. Proses evakuasi berjalan cukup lama kurang lebih hampir 2 jam, karena sempat terjadi kendala dihadang oleh suporter. Tapi semua bisa berjalan lancar dan evakuasi dipimpin oleh Kapolres.

 

"Saat bersamaan, suporter semakin banyak yang turun ke lapangan. Sehingga pada saat itu beberapa anggota kemudian mulai menggunakan kekuatan untuk melawan," pungkasnya.

Madchan Jazuli
Editor: Risma Savhira

Artikel Terkait