Gresik, NU Online Jatim

Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jatim menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) XXIV bertajuk 'Orkestrasi Pelajar Mewujudkan Harmoni Organisasi' di Pondok Pesantren Mambaul Falah Bawean, Gresik pada Jum'at-Ahad (06-08/12/2024).

Ketua PW IPNU Jatim, M Fahrul Irfansyah memohon maaf apabila selama di pengabdian dalam satu periode terdapat hal-hal yang mungkin kurang berkenan untuk IPNU se-Jatim. Karena bagaimana pun IPNU adalah banom yang terkecil. Kalo diibaratkan tombak, IPNU adalah ujung tombaknya. Pengkaderan paling bawah berada di level IPNU. Pintu gerbang masuk di NU ada di IPNU.

"Semoga pengabdian ini bisa menjadikan kami khususnya pengurus IPNU Jatim menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat dan menjadi puzzle-puzzle yang akan melengkapi susunan masyarakat dan tatanan masyarakat di Indonesia," ujarnya.

Ia menuturkan, modal yang dimiliki baik secara spiritual maupun mental mungkin berada di level paling bawah di NU. Inilah yang dianggap sebagai kerja berat di dalam pengabdian di NU khususnya di Jawa Timur.

“Kami menghadapi situasi yang tidak mudah, ada beberapa analisis yang kami lakukan bahwa kondisi sosiokultural yang ada di masyarakat mengalami pergeseran," terangnya.

Hal ini membuat beberapa efek samping, salah satunya adalah kepercayaan diri kader-kader yang berproses dari bawah melemah. Dirinya mengimbau kepada aktivis IPNU bagaimana tetap memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

"Karena saya sangat yakin masa depan NU, masa depan Indonesia menyongsong Indonesia Emas tahun 2045 ini akan tetap menjadi milik kader-kader yang hari ini berani berproses dengan keras," ungkapnya.

Menurutnya, ada beberapa misi strategis di PW IPNU Jatim yang mana hal itu adalah bentuk aktualisasi yang terakhir di dalam IPNU Jatim To The Next Level yakni tidak boleh ada satupun unsur yang tertinggal.

"Salah satu misi yang kami bawa di kepulauan Bawean ini adalah misi semangat, transfer energi kepada seluruh masyarakat Bawean khususnya kader-kader NU bagaimana ada kesenjangan kualitas kader, kesenjangan pengelolaan organisasi, kesenjangan pelaksanaan kaderisasi,” jelasnya.

Pihaknya berharap, kehadiran 44 Pimpinan Cabang (PC) se-Jawa Timur bisa mendongkrak kesenjangan tersebut dan membuat yang ada di kepulauan terus berlari dengan cepat bersama-sama cabang yang lainnya.