Ketua IPNU Jatim: Ibarat Kendaraan, Organisasi Butuh Sopir dan Teknisi
Jumat, 28 Januari 2022 | 16:00 WIB
Maschan Yusuf
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, M Fakhrul Irfan Syah menyampaikan, bahwa dalam organisasi dibutuhkan peran seorang sopir dan teknisi, seperti halnya dalam sebuah kendaraan. Dua kompenen tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi.
Penegasan itu disampaikan saat pembukaan Latihan Instruktur (Latin) dan Latihan Pelatih (Latpel) yang digelar Pimpinan Cabang (PC) IPNU dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo. Kegiatan yang bertajuk 'Profesionalisasi Instruktur dan Pelatih dalam Mewujudkan Kultur Kaderisasi Ideal' ini dipusatkan di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Kamis-Ahad (27-30/01/2022).
Dirinya menjelaskan, bahwa tugas teknisi tersebut adalah sebagai orang yang menyiapkan alur kerja organisasi serta rumus penyelesaian bila terjadi persoalan. "Jika sopir dan teknisi tersebut aman. Maka, mobil atau organisasi tersebut akan melaju dengan aman di perjalanan," paparnya.
Mantan Ketua PC IPNU Bojonegoro ini mengatakan, saat ini banyak organisasi lain yang sedang melirik IPNU-IPPNU tentang rahasia yang sedang digodok di dalamnya.
“Rahasia tersebut di antaranya, sistem kaderisasi yang berjalan di setiap lini,” ungkap pria yang juga aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut.
Lulusan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) tahun 2009 ini mengungkapkan, bahwa hari ini di IPNU-IPPNU terdapat beberapa hal yang harus dibenahi bersama. Mulai dalam hal akselerasi, percepatan, inovasi, serta kreatifitas di dalam sistem organisasi.
Di samping itu, ia menjelaskan bahwa Latin-Latpel merupakan agenda yang penting sekali, dan diharapkan dapat menciptakan seorang pelatih maupun instruktur kaderisasi yang baru. Nantinya, mereka bertugas sebagai pemandu, memberikan wawasan baru, mengatur cepat lambatnya kaderisasi organisasi, dan menemukan suatu garis atau sistem kaderisasi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
"Jika IPNU-IPPNU dulu dianggap sebagai organisasi yang tradisionalis, maka tantangan kita saat ini adalah dengan mengubah arah organisasi dengan menyesuaikan kondisi dan wilayah masing-masing,” sebutnya.
Lebih lanjut, Irfan menekankan agar IPNU-IPPNU mulai menerapkan sistem pengkaderan baru yang berbasis ilmu dan profesi. Makanya, kader IPNU-IPPNU jangan hanya mengandalkan ijazah yang dimiliki, karena kalian harus terus bergerak.
“Mari para generasi muda saat ini tingkatkan skill dan kemampuan nyata sebagai kader yang disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin,” ujar lulusan Universitas Islam Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini .
Pria kelahiran tanggal 16 juni ini pun menyampaikan selamat atas terselenggaranya Latin dan Latpel PC IPNU-IPPNU Sidoarjo ini. “Semoga akan tercipta pelatih dan instruktur yang profesional dan ideal, serta menjadi generasi penerus di masa mendatang," pungkasnya.
Terpopuler
1
Bacaan Niat Puasa Tasu'a dan Asyura pada 9-10 Muharram
2
Dalil Keistimewaan Puasa Tasu'a dan Asyura
3
Sejarah Puasa Tasu’a dan Asyura serta Tata Cara Pelaksanaannya
4
Gus Baha Isi Muharram dengan I’tikaf, Khataman, dan Majelis Al-Qur’an
5
Tragedi Karbala dalam Timbangan Ahlussunnah wal Jamaah
6
Dilantik, Berikut Susunan Kepengurusan PCNU Surabaya 2024-2029
Terkini
Lihat Semua