Metropolis

LTNNU Jatim Soroti Pelestarian Naskah Kuno dan Tantangan AI dalam Rakorwil 2025

Ahad, 11 Mei 2025 | 08:00 WIB

LTNNU Jatim Soroti Pelestarian Naskah Kuno dan Tantangan AI dalam Rakorwil 2025

Rakorwil LTNNU Jatim di Aula KH Bisri Sansuri, Gedung PWNU Jatim. (Foto: NOJ/Screenshoot YouTube LTNNU Jatim)

Surabaya, NU Online Jatim

Pelestarian naskah kuno dan tantangan kecerdasan buatan (AI) menjadi pokok pembahasan dalam seminar bertema ‘Literasi Digital dan Artificial Intelligence’ yang diselenggarakan oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jatim. Acara ini berlangsung di Aula KH Bisri Sansuri, Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim dalam rangkaian Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LTNNU Jatim.


Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (Dispersip) Jawa Timur, Tiat S Suwarsudi menegaskan pentingnya komitmen untuk melestarikan manuskrip kuno. Pihaknya siap bekerja sama dengan komunitas pelestari turats dan Nahdatus Turos dalam proyek digitalisasi naskah keislaman.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


“Kami, Dispersip Jatim siap berkomitmen untuk mendigitalisasi kitab atau naskah kuno. Naskah kuno itu yang umurnya lebih dari 50 tahun. Jika belum, maka tidak termasuk kategori tersebut,” ujarnya pada Sabtu (10/05/2025).


Menurutnya, pelestarian manuskrip kuno bukan sekadar upaya kultural, tetapi kewajiban Dispersip dan masyarakat yang bahkan telah dilindungi secara hukum. Sejak 2022, program ini dijalankan lebih intensif dan mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


“Pelestarian naskah kuno sebenarnya sudah dimulai cukup lama. Tapi secara intensif kita mulai 2022, kemudian langsung masif, dan akhirnya diberi dukungan ekstra oleh Gubernur Khofifah,” terangnya.


Berdasarkan data dari dinas, di Jawa Timur telah ada 1.531 naskah kuno dari Pacitan hingga Banyuwangi yang berhasil digarap. Prosesnya meliputi pelatihan, restorasi, hingga pemberian portepel khusus untuk setiap naskah yang telah didokumentasi untuk digitalisasi.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Setelah membahas literasi berbasis manuskrip, seminar ini juga menyoroti literasi digital. Perkembangan teknologi informasi mendorong masyarakat untuk memahami lanskap digital, termasuk dalam menghadapi hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang kian canggih.


Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin menyampaikan bahwa literasi digital hari ini tidak bisa dilepaskan dari AI yang semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


“Apalagi AI itu bisa memiliki bias dalam menjawab sesuatu yang bisa menimbulkan hoaks atau disinformasi,” jelasnya.


Ia juga mengingatkan, teknologi ini akan mengubah lanskap pekerjaan secara drastis. Sejumlah profesi konvensional diperkirakan akan tergantikan, sementara keterampilan digital justru semakin dibutuhkan.


“Ada beberapa pekerjaan yang akan hilang oleh AI di 2030 seperti tenaga produksi manufaktur, social media manager, tenaga administrasi perkantoran, sampai tenaga sales. Yang dibutuhkan nanti justru data analyst, blockchain developer, AI expert, hingga software dan game developer,” paparnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Ia menutup dengan peringatan bahwa ketergantungan pada AI dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis manusia. Karena itu, literasi digital harus mencakup kesadaran etis dan evaluatif terhadap penggunaan teknologi.


Penulis: Diky Kurniawan Arief

ADVERTISEMENT BY ANYMIND