Blitar, NU Online Jatim
Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur, Muhammad Hasan Bisri menyampaikan cara kerja kelompok cyber. Baginya, kelompok cyber merupakan tim udara atau pasukan dunia maya.
Ia mengatakan, hal pertama yang harus dipahami oleh kelompok cyber ialah jangan memburu ketenaran. Bahkan, kalau perlu kelompok tersebut jangan sampai terlihat oleh orang lain.
"Karena kerjanya itu adalah kerja dunia maya, kerja di balik layar, aktivitasnya membangun jejaring media dan jejaring dunia maya atau internet," katanya saat peluncuran Komunitas Cyber Nahdlatul Ulama (Kober NU) di Pesantren Nurul Ulum, Kota Blitar, Ahad (06/02/2022).
Dirinya menyampaikan, bahwa Nahdliyin mempunyai keuntungan karena jumlah jamaah yang cukup banyak. Menurutnya, hampir semua Nahdliyin mempunyai handphone yang di dalamnya memuat Instagram, Facebook, Twitter atau pun Youtube.
“Sehingga kemungkinan untuk membuat trending sebuah topik tertentu sangatlah memungkinkan asal dilakukan dengan satu perintah atau komando. Sehingga algoritma dunia maya mencatat ini ada pergerakan masif dari organik yang bergerak," paparnya.
Dengan jumlah kader yang banyak, saingan dari basis Nahdliyin adalah para buzzer. Disebutkan, bahwa buzzer tersebut bisa mempunyai 10 sampai 50 handphone. Masing-masing handphone juga memuat puluhan akun di media sosial yang berbeda.
Lebih lanjut, Hasan Bisri menerangkan, sebenarnya banyak cara untuk dakwah di dalam urusan komunitas cyber. Tidak hanya sekedar mengurusi urusan intoleransi, radikalisme, atau lainnya. Akan tetapi, membuat konten video jauh lebih bagus. Konten yang dibuat bisa berupa kutipan-kutipan menarik atau video rekaman kiai di mushala atau masjid setempat.
"Di sekitar rumah kita kan ada mushala, dan pasti ada kiainya, ada ustadznya. Kemungkinan setiap saat beliau ceramah 5 menit sampai 7 menit, nah ini bisa direkam dan diunggah ke youtube," tandasnya.
Di sisi yang berbeda, Ketua PC LTNNU Kota Blitar, Abdul Rois menuturkan, tujuan dari pembentukan Kober NU ialah sebagai upaya mendakwahkan Islam Nusantara melalui media sosial.
"Cara itu untuk saat ini bisa dibilang yang paling efektif untuk metode dakwah Islam Nusantara," tutur Abdul Rois.
Ia menambahkan, dalam metode dakwah yang digunakan Kober NU akan menerapkan prinsip dan pola pikir yang tidak berseberangan dengan ajaran Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), yakni tawasuth, ta'adul, tasamuh, dan amar ma'ruf nahi mungkar.
Sementara terkait strategi gerakan, Abdul Rois mengatakan pihaknya bakal melakukan beberapa langkah. Mulai dari membentuk komunitas, mengadakan pelatihan, melakukan konsolidasi rutin, dan menerapkan metode share dan counter.
"Adapun anggota Kober NU akan diisi oleh perwakilan lembaga, banom NU dan elemen NU lainnya,” tandasnya.
Penulis: Muhammad Thoha Ma'ruf