
Almarhum Syaifullah Ibnu Nawawi samping kiri baju merah dan M Fuad Najib nomor dua dari kiri memakai jaket biru. (Foto: NOJ/ISt)
Syaifullah Ibnu Nawawi, yang akrab saya sapa Pak Ipul dan Cak Ipul adalah seorang wartawan senior yang memiliki kontribusi besar bagi Majalah AULA NU dan NU Online Jawa Timur. Beliau meninggal pada tanggal 10 Juni 2024, meninggalkan duka mendalam bagi komunitas pers dan NU.
Cak Ipul dikenal sebagai redaktur senior yang penuh konsistensi dan dedikasi dalam mengabdi untuk NU melalui media. Kontribusinya pada Majalah AULA NU sangat berharga dalam menyebarkan informasi dan pemikiran NU kepada masyarakat luas.
Cak Ipul juga memimpin NU Online Jawa Timur, sebuah platform media online NU di Jawa Timur. Di bawah kepemimpinannya, NU Online Jawa Timur tumbuh menjadi sumber informasi dan edukasi penting bagi warga NU.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Cak Ipul adalah seorang ‘Guru Media’ yang konsisten berkhidmat kepada NU. Dedikasi dan kegigihannya dalam menyebarkan dakwah melalui tulisan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Cak Ipul memiliki pengalaman jurnalistik yang luar biasa. Pengetahuannya yang luas dan pemahamannya yang mendalam tentang NU menjadikannya sumber informasi yang terpercaya bagi banyak pihak.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Cak Ipul adalah pribadi yang ramah dan bersahabat, selalu terbuka untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dengan orang lain. Banyak kader yang sekarang sukses dalam berbagai bidang, terutama di media dan penerbitan buku yang itu adalah hasil dari bimbingan beliau.
Cak Ipul juga dikenal sebagai sosok yang dermawan, beberapa kali beliau berkomunikasi dengan saya untuk membantu kader NU yang potensial namun memiliki keterbatasan ekonomi. Meskipun yang dibantu bukanlah anak atau keluarga Cak Ipul, beliau melihat potensi dan profesionalisme mereka untuk masa depan media NU. Kebetulan saat itu saya diamanahi menjadi Tim Ahli Pimpinan DPRD Jawa Timur, sehingga Cak Ipul menganggap saya dekat dengan para pembuat kebijakan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Cak Ipul memiliki harapan besar bahwa setiap kabupaten di mana orang-orang NU berada di legislatif atau eksekutif, mereka akan menggandeng Media NU. Menurutnya, jika hal ini terwujud, media NU bisa menjadi media raksasa, sekaligus mengangkat Media NU dan membranding masing-masing tokoh tersebut.. Harapan ini pernah beliau sampaikan kepada saya.
Saya pertama kali bertemu Cak Ipul di organisasi PW LTNNU Jawa Timur. Saat itu, Cak Ipul adalah redaktur Majalah Aula PWNU Jawa Timur dan NU Online (yang saat itu masih dalam tahap perintisan dan belum ada NU Online Jawa Timur). Beliau adalah pribadi yang murah senyum dan tidak pelit dalam berbagi ilmu, terutama tentang penulisan berita atau artikel dan pengelolaan media.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Suatu ketika, di kantor PW LTN NU, Gus Najib, ketua PW LTNNU Jatim bertanya kepada Cak Ipul, "Njenengan kuliah lagi S2 atau S3 begitu?" Cak Ipul menjawab sambil tersenyum, "Waduh Gus, sudah banyak lupa, karena menulis berita itu berbeda dengan menulis tesis atau disertasi" Pada kesempatan lain, Cak Ipul bercerita kepada saya tentang seorang kader muda di Sidoarjo yang tulisannya bagus dan potensinya besar. Suatu ketika, saya bertemu dengan orang yang diceritakan Pak Ipul tersebut di PWNU Jawa Timur. Namanya Mas Boy Ardiyansyah, dan sekarang kami sering berkomunikasi bahkan satu organisasi guru.
Cak Ipul juga dekat dengan Prof. Dr. Ali Maschan Musa, bahkan seperti anak sendiri. Cak Ipul merasa bahwa yang membesarkan namanya adalah beliau.
Paras yang selalu tersenyum itu kini telah berpulang pada Senin 10 Juni 2024, di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Surabaya, Jawa Timur. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia pers dan NU. Dedikasi, kegigihan, dan keramahannya akan selalu dikenang oleh banyak orang. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun semangat dan karyanya akan terus menginspirasi generasi penerus.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Penulis: Mochammad Fuad Najib, Kepala SMA Islam Sidoarjo
ADVERTISEMENT BY ANYMIND