• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 28 Juni 2024

Opini

IN MEMORIAM CAK IPUL

Cak Ipul, Lelaki yang Terbentur dalam Mengelola Media NU hingga 24 Tahun

Cak Ipul, Lelaki yang Terbentur dalam Mengelola Media NU hingga 24 Tahun
Cak Ipul di saat bersama Hamzah Sahal Direktur Utama NU Online di Gedung PBNU lantai 5.
Cak Ipul di saat bersama Hamzah Sahal Direktur Utama NU Online di Gedung PBNU lantai 5.

Oleh: Hamzah Sahal *) 

Saya agak terlambat bertemu Syaifullah Ibnu Nawawi atau akrab kami sebut Cak Ipul. Dari sebuah percakapan di FB, awal kami bertemu 2013. Entah dalam acara apa. Sebelum ketemu dia, jurnalis/penulis NU Online yang pertama kali bertemu adalah Yusuf Suharto, sebelum 2010.

 

Meskipun begitu, bukan berarti Cak Ipul orang belakangan. Malah sebaliknya, dia adalah senior. Ciri-ciri seniornya adalah, antara lain, yang ditulis Allah Yarham Kiai Muchit Muzadi, lalu Ketua PWNU Jatim Kiai Ali Maschan Moesa.

 

Dari segala sisi, Cak Ipul itu orang sederhana. Penampilan sederhana, cara berpikir sederhana, tindak-tanduk sederhana, dan cara bergaul juga sederhana. Kalau cara berpikirnya rumit, aku pastikan tidak akan bertahan lama jadi aktivis NU, apalagi jadi jurnalis sekaligus mengelola media.

 

Jika bekerja di media NU semata-mata nyari penghasilan, atau ingin cepat terkenal, atau nyari privilege pergaulan agar cepat berkarir, saya jamin, Cak Ipul atau siapapun, tidak betah bekerja ngalor-ngidul jadi wartawan atau bersumpek-sumpek ria mengelola media NU, apalagi bertahan sampai 20 tahun lebih.

 

Meskipun demikian, tidak mudah mendeskripsikan wajah Cak Ipul. Murah senyum dan ramah orangnya. Tetapi, jika ketemu, air mukanya campur-campur: keramahan, senyuman, berpikir, sekaligus beban kerja yang tampaknya berlebih.

 

Sebelum aktif di NU Online dan 2 tahunan ini jadi Pemred di Jatim, sekaligus Majalah AULA yang legendaris itu, Cak Ipul lebih dahulu mengelola Majalah NU di Jombang. Karirnya dimulai dari bawah, tidak ujug-ujug karena kenalannya Ketua PWNU Jatim misalnya. "Dia menulis, ngasih pelatihan, mendekati kiai-kiai, bergaul luas, mengelola kader," begitu kata Yusuf Suharto.

 

Tekad dan kesabaran. Dua kata ini yang mungkin bisa mewakili jawaban pertanyaan di atas. Proses menjalani lakunya pasti banting tulang, kebentur-bentur, dan pasti kegagalan demi kegagalan. Aku yakin sampean sangat menjiwai kata-kata Tan Malaka, "Terbentur, terbentur, terbentuk."

 

Cak Ipul, secarik paragraf yang saya tulis ini bukan untuk kenangan, melainkan untuk saya ikhtiari pelan-pelan, terutama tekad dan kesabaranmu itu. Kata Ahmad Karomi, mimpimu, nglindurmu, selalu NU Online. Ini seperti wasiat buat kami.

 

*) Direktur Utama NU Online dan Sekretaris LTN NU PBNU


Opini Terbaru