Cak Ipul, Lelaki yang Terbentur dalam Mengelola Media NU hingga 24 Tahun
Sabtu, 15 Juni 2024 | 08:00 WIB
Oleh: Hamzah Sahal *)Â
Saya agak terlambat bertemu Syaifullah Ibnu Nawawi atau akrab kami sebut Cak Ipul. Dari sebuah percakapan di FB, awal kami bertemu 2013. Entah dalam acara apa. Sebelum ketemu dia, jurnalis/penulis NU Online yang pertama kali bertemu adalah Yusuf Suharto, sebelum 2010.
Meskipun begitu, bukan berarti Cak Ipul orang belakangan. Malah sebaliknya, dia adalah senior. Ciri-ciri seniornya adalah, antara lain, yang ditulis Allah Yarham Kiai Muchit Muzadi, lalu Ketua PWNU Jatim Kiai Ali Maschan Moesa.
Dari segala sisi, Cak Ipul itu orang sederhana. Penampilan sederhana, cara berpikir sederhana, tindak-tanduk sederhana, dan cara bergaul juga sederhana. Kalau cara berpikirnya rumit, aku pastikan tidak akan bertahan lama jadi aktivis NU, apalagi jadi jurnalis sekaligus mengelola media.
Jika bekerja di media NU semata-mata nyari penghasilan, atau ingin cepat terkenal, atau nyari privilege pergaulan agar cepat berkarir, saya jamin, Cak Ipul atau siapapun, tidak betah bekerja ngalor-ngidul jadi wartawan atau bersumpek-sumpek ria mengelola media NU, apalagi bertahan sampai 20 tahun lebih.
Meskipun demikian, tidak mudah mendeskripsikan wajah Cak Ipul. Murah senyum dan ramah orangnya. Tetapi, jika ketemu, air mukanya campur-campur: keramahan, senyuman, berpikir, sekaligus beban kerja yang tampaknya berlebih.
Sebelum aktif di NU Online dan 2 tahunan ini jadi Pemred di Jatim, sekaligus Majalah AULA yang legendaris itu, Cak Ipul lebih dahulu mengelola Majalah NU di Jombang. Karirnya dimulai dari bawah, tidak ujug-ujug karena kenalannya Ketua PWNU Jatim misalnya. "Dia menulis, ngasih pelatihan, mendekati kiai-kiai, bergaul luas, mengelola kader," begitu kata Yusuf Suharto.
Tekad dan kesabaran. Dua kata ini yang mungkin bisa mewakili jawaban pertanyaan di atas. Proses menjalani lakunya pasti banting tulang, kebentur-bentur, dan pasti kegagalan demi kegagalan. Aku yakin sampean sangat menjiwai kata-kata Tan Malaka, "Terbentur, terbentur, terbentuk."
Cak Ipul, secarik paragraf yang saya tulis ini bukan untuk kenangan, melainkan untuk saya ikhtiari pelan-pelan, terutama tekad dan kesabaranmu itu. Kata Ahmad Karomi, mimpimu, nglindurmu, selalu NU Online. Ini seperti wasiat buat kami.
*) Direktur Utama NU Online dan Sekretaris LTN NU PBNU
Terpopuler
1
5 Keistimewaan Pelaksanaan Haji Akbar
2
Viral Grup Facebook Fantasi Sedarah, Fatayat NU Minta Pemerintah Usut Tuntas
3
Ketua PW GP Ansor Jatim Ungkap Mimpi Burdah Sebelum Lantik Pengurus Sumenep
4
Pemberangkatan KBIHU NU An-Nahdliyah, Jamaah Haji Diminta Fokus Ibadah dan Jaga Kesehatan
5
GP Ansor di Bangkalan Dirikan BUMA dan Resmikan Angkringan
6
GP Ansor Sumenep Periode 2024-2028 Resmi Dilantik, Siap Kolaborasi dengan Forkopimda
Terkini
Lihat Semua