Rehat IN MEMORIAM CAK IPUL

Kenal Cak Ipul dari Status Facebook yang Selalu Menginspirasi

Rabu, 12 Juni 2024 | 17:00 WIB

Kenal Cak Ipul dari Status Facebook yang Selalu Menginspirasi

Ilustrasi. Salah satu status Facebook Cak Ipul yang kerap menjadi tempat tumpuan tulisan ringannya

Oleh: Ngainun Naim *)

 

Saya memiliki catatan nama teman di Facebook. Nama-nama ini biasanya saya kunjungi secara berkala. Salah satu pertimbangannya adalah beberapa status inspiratif yang diunggah di dinding Facebook.

 

Salah seorang teman yang dindingnya sering saya kunjungi adalah Syaifullah Ibnu Nawawi. Secara personal saya belum pernah bersua langsung. Komunikasi dengan beliau hanya melalui platfom Facebook.

 

Komentar-komentar saya di status beliau selalu dibahas. Status terakhir yang beliau unggah pada 14 Mei 2024 bertajuk “Sahabat Sejati”. Saya komentari dengan, “Semoga sehat dan prima seperti sedia kala”.

 

Pada tanggal 16 Mei 2024 di dinding FB Gus Ahmad Karomi saya membaca status beliau: "Kawan, mohon doa untuk senior, sahabat, dan mentor, dan inspirator saya di bidang jurnalistik Cak Syaifullah Ibnu Nawawi. Semoga lekas mendapatkan kesembuhan.

 

Saya cukup terkejut membacanya. Segera saya inbox beliau. Assalamualaikum, bagaimana kondisi Pak Syaifulloh sekarang? Segera dibalas oleh beliau. "Waalaikumsalam. Masih perawatan serius, bade operasi ada semacam tumor di ginjalnya"

 

Pada tanggal 25 Mei 2024 saya kembali bertanya kepada Gus Ahmad Karomi via pesan FB. Bagaimana kabar terkini Pak Syaifulloh? Dijawab oleh Gus Ahmad Karomi: Sempat kritis, tadi malam di ICU. Akan dioperasi tapi tunggu kondisi Cak Ipul membaik.

 

Saya berharap operasi berjalan lancar dan Cak Syaifullah Ibnu Nawawi segera sembuh. Status-statusnya yang memberi perspektif mencerahkan saya tunggu.

 

Namun, harapan tinggal harapan. Hari Senin 10 Juni 2024 berseliweran kabar bahwa Cak Syaifullah Ibnu Nawawi wafat.

 

Tulisan ini saya buat hanya berdasarkan pengamatan saya atas status-status Cak Ipul dan cerita dari beberapa orang yang pernah berinteraksi dengan beliau. Jadi sifatnya subjektif dan berpotensi kurang tepat.

 

Saya ingin memberi catatan tentang beliau dalam beberapa hal. Pertama, sederhana. Ini bisa diamati dari cara beliau berpakaian. Juga dari kebiasaan beliau yang menggunakan bus untuk mobilitas. Di tengah orang yang sering menggunakan kendaraan pribadi, beliau lebih sering naik bus dan kereta api.

 

Kedua, ilmu kehidupan. Status beliau di Facebook terlihat sederhana tetapi menyimpan hikmah yang sangat bermakna. Basis jurnalistik yang mapan membuat beliau mampu menyajikan tulisan secara menawan.

 

Ketiga, spirit silaturahim. Ini sepertinya menjadi bagian tidak terpisah dari sosok Cak Syaifullah. Ke mana pun beliau pergi, silaturahim menjadi bagian yang diagendakan. Tidak terhitung jumlah kiai, kolega, sahabat, anak anak, dan kenalan yang telah beliau sambangi.

 

Keempat, mengaji. Ini saya ketahui dari catatan dan status beliau. Beliau rajin membagikan tautan mengaji. Juga berkisah tentang bagaimana mengaji 1-2 Juz saat naik kendaraan.

 

Kelima, perhatian terhadap kader. Ini dibuktikan dengan kunjungan, jagongan, dan aneka perhatian terhadap para kader di berbagai daerah. Sesungguhnya ada banyak inspirasi dari Cak Syaifullah Ibnu Nawawi. Kini beliau telah berpulang. Semoga Allah menerima amal-amalnya, mengampuni dosanya, dan ditempatkan di surga-Nya. Amin.

 

*) Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung