Oleh: Gus H Ahmad Najib AR *)
Pak Ipul atau Cak Ipul, demikian biasa beliau dipanggil. Saat teman-teman LTN NU Jatim bercanda mengakronimkan nama masing-masing, beliau berkelakar “Kalau saya SBY, Saifulloh Bukan Yusuf,” Sosok yang super aktif menghidupkan dan menggerakkan media NU di Jatim ini, pagi ini Senin 10 Juni 2024 berpulang, setelah hampir setahun bergulat dengan sakitnya.
Di dunia media NU, Cak Ipul sudah selevel guru besar. Guru besar yang tidak tak pernah merasa besar dan membesarkan diri. Dia menjadi guru, teladan, sekaligus teman dan partner yang asik tapi serius, baik dalam diskusi maupun aksi.
Cak Ipul sosok yang supel bergaul, bercandanya khas, menghormati semua orang tanpa pandang siapa. Sangat menghargai hasil kerja orang lain. “Ejjjooss ini,” istilah khas yang sering dilontarkan. Suka mengalah dan jarang mengeluh dengan masalah dan tantangan dalam tugasnya.
Perhatiannya dalam mengembangkan media NU, terutama Majalah AULA dan NU Online Jatim benar-benar tanpa kenal lelah. Waktunya hampir tanpa sisa dihabiskan untuk itu. Hari-harinya nyaris tidak pernah lepas dari laptop.
Menulis berita adalah dzikirnya sepanjang hari, baik itu di kantor, di rumah, di bus, juga di sela-sela kesibukan pribadinya. Bahkan di tengah kondisinya yg kritis, beliau masih mengigau seolah sedang memimpin redaksi dan manajemen pemberitaan.
Murid dan kadernya tersebar hampir di seluruh Jatim. Istimewanya, pria kelahiran 1972 ini, tidak hanya membimbing mereka di meja kelas belaka. Jika longgar, Cak Ipul tidak segan mendatangi rumah mereka satu per satu, bahkan kadang lokasinya di antaranya ada di pelosok-pelosok desa.
Banyak ide dan inisiasi Cak Ipul dalam pengembangan media NU. Madrasah Jurnalistik salah satunya. Program kerja sama LTN NU Jatim dan Majalah Aula yang bertujuan membina kader jurnalis pesantren ini, diurus dengan totalitas dan tanpa pamrih.
Mungkin sudah ratusan kader jurnalis yang telah dibimbing hingga saat ini. Dan masing-masing Insya Alloh akan menjadi ladang jariyah bagi beliau. Tahun ini seharusnya beliau mendapat panggilan haji. Tapi karena sakit, terpaksa tertunda. Ternyata ada “panggilan” lain yang tak mungkin beliau tunda-tunda lagi.
*) Ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PWNU Jawa Timur
