Surabaya, NU Online Jatim
Kepergian Pemimpin Redaksi NU Online Jatim, Syaifullah Ibnu Nawawi atau yang sering disapa Cak Ipul oleh para sahabat digelar doa dan tahlil virtual selama sepekan.
Di hari kedua, pembacaan Yasin dan Tahlil dipimpin oleh Ketua Lembaga Ta'lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur, Agus H Ahmad Najib AR yang sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Direktur Bisnis NU Online Jatim, Moch Rofi'i Boenawi mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh sahabat karib, kolega, para kiai, gawagis dan tokoh yang sudah mengikuti doa dan tahlil secara virtual.
"Terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih yang telah hadir mendoakan senior kami guru kami dan kerabat. Kami atas nama NU Online Jatim dan Majalah Aula mengucapkan terima kasih," ujarnya selepas doa dan tahlil secara daring, Selasa (11/06/2024).
Ia menginformasikan, untuk hari ketiga akan dipimpin oleh salah satu sahabat dekat almarhum yang sekarang juga berada di Makkah sedang menjalankan ibadah haji. Mudah-mudahan saat ini yang bisa hadir online ini diberi kesempatan untuk hadir di hari ketiga besok.
Tak hanya itu, Rofi'i Boenawi mengingatkan sekaligus memberikan pengumuman kepada semuanya yang mempunyai kenangan dengan almarhum untuk bisa menulis dan mengirimkan ke email redaksi [email protected].
Menurutnya, NU Online Jatim akan terus menulis di hari pertama sampai hari 40 sekelumit kenangan bersama Bapak Syaifullah. Setelah terkumpul dengan batas pengiriman 20 Juli 2024, NU Online Jatim akan membuat sebuah buku khusus di hari ke 100 kepergian beliau.
"Insya Allah di hari 100 kita akan launching buku kenangan bersama Pak Syaifullah dari sisi keilmuan, sisi kreativitas hingga dari sisi inovasi," tutupnya.
Usai Gus Najib memimpin Yasin dan Tahlil, awalnya melempar kata agar doa dipanjatkan oleh lainnya yang saat itu ikut dalam virtual. Namun semua enggan, dan akhirnya Gus Najib paket lengkap dengan doa.
Selepas menutup dengan doa, Rofi'i yang memandu jalannya doa dan tahlil meminta agar Gus Najib memberikan kesan-kesan sekaligus kenangan terhadap Cak Ipul. Tidak ada yang lain selain kagum dengan sosok Cak Ipul, meski sudah menjadi orang memiliki posisi, namun tetap dengan kesahajaan dan kesederhanaan dalam setiap langkah.
"Luar biasa beliau tidak kenal waktu. Kadang pulang malam dari PWNU, paginya sudah datang padahal naik bus. Itu tidak dilakukan sekali dua kali tapi berkali-kali. Lalu, sekaliber beliau tidurnya di atas redaksi, bukan hanya rapat di meja redaksi tapi tidur di atas meja redaksi," kenang Gus Najib.
