Metropolis

PMII UINSA Tanggapi Putusan MK Hapus Ambang Batas Calon Presiden

Senin, 6 Januari 2025 | 20:00 WIB

PMII UINSA Tanggapi Putusan MK Hapus Ambang Batas Calon Presiden

Muhammad Amir Batistuta Ely, Biro Jaringan dan Komunikasi PK PMII UINSA Surabaya. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Mahkamah Konstitusi (MK) resmi memutuskan menghapus ambang batas (presidential threshold) dalam pencalonan presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang. Hal tersebut melalui putusan Nomor: 62/PUU-XXI/2024 yang ditetapkan pada Jumat, 4 Januari 2025 lalu.

 

Putusan MK tersebut mendapat respons dari Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Biro Jaringan dan Komunikasi PK PMII UINSA Surabaya, M Amir Batistuta Ely, menyebutkan putusan penghapusan ambang batas atau presidential threshold menjadi babak baru dalam demokrasi Indonesia.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“Keputusan tersebut menjadikan langkah awal menuju demokrasi yang sebenarnya, mencegah pengelolaan sistemik yang dilakukan elite dalam proses pengusungan kandidat presiden dan wakil presiden,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (05/01/2025).

 

Amir menyampaikan, dihapusnya ambang batas oleh MK merupakan angin segar bagi munculnya wajah atau tokoh baru dalam panggung demokrasi di Indonesia. Menurutnya, perhelatan demokrasi  sudah saatnya diisi dengan wajah dan gagasan baru yang selama ini terbelenggu oleh sistem presidential threshold.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ia menambahkan, dalam putusan menyikapi putusan MK tersebut juga perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan fragmentasi politik yang berdampak pada disorientasi tata kelola pemerintah.

 

“Selain pemerintah yang tidak efisien, peraturan ini membuat arus kelompok-kelompok mulai terpisah secara tajam dalam hal ideologi dan kepentingan. Fragmentasi politik hingga polarisasi kian kuat,” ujarnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dirinya mengamati penghapusan ambang batas tersebut akan membuat kompetisi Pilpres ke depan akan semakin ramai dengan pengusungan sejumlah calon tertentu. Sehingga proses pemilihan yang berlangsung dapat mengembalikan nilai-nilai demokrasi di Indonesia, terutama dalam aspek keterbukaan.

 

“Sehingga akhirnya nanti akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang menjadi sosok game changer dalam mengantarkan Indonesia mencapai cita-citanya,” tandasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND