Probolinggo, NU Online Jatim

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Addin Jauharudin mengingatkan seluruh kader Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk tetap satu komando, karena tantangan yang dihadapi organisasi ini ke depan sangat berat.

 

“Kita ke depan mengalami tantangan yang sangat berat, kemarin baru saja kejadian di Karawang Jabar pemukulan dan pengeroyokan yang dialami oleh kiai serta anggota Banser. Maka kemudian langkah yang kita ikuti adalah segera kawal proses hukum oleh Pimpinan Cabang (PC) setempat,” katanya saat membuka acara Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-XV Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jatim di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Senin (12/08/2024).

 

Lebih lanjut, Gus Addin menegaskan, pihaknya meminta kepada aparat kepolisian selama waktu 1 x 24 jam agar menuntaskan siapa yang menjadi dalang pengeroyokan kiai dan Banser di Karawang.

 

“Tetap satu komando dan satu barisan, jangan bergerak sendiri-sendiri. Kita mensinyalir memang ada banyak kejadian akhir-akhir ini yang di situ ada upaya memprovokasi agar kita kemudian bertindak masing-masing di semua daerah,” tegasnya.

 

Oleh karenanya, seluruh kader Ansor dan Banser perlu untuk meningkatkan kewaspadaan, kesolidan, dan militansi.

 

“Saya ingin, seluruh sahabat Ansor dan Banser di Jatim satu komando dengan pimpinan pusat. Ini menandaskan bahwa kita orgnaisasi yang solid, tidak mudah dipecah belah dan digerakkan siapun tanpa instruksi pimpinan pusat,” ungkapnya.

 

Di luar itu, GP Ansor harus melakukan langkah-langkah inovasi dan kreatifitas, hal itu agar kader bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

 

“Oleh karena itu, pimpinan pusat telah merumuskan sembilan langkah transformasi organisasi,” pungkasnya.

 

Pembukaan Konferwil tersebut dihadiri oleh Ketua PP GP Ansor, jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Forkopimda Jatim, Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ketua PW GP Ansor Jatim, dan tamu undangan lainnya.