Cerita Kiai Abdurrohman Pasuruan, Bilang Tidur sebelum Wafat di Kereta
Jumat, 11 Februari 2022 | 07:30 WIB
Pasuruan, NU Online Jatim
Berjuang untuk NU di masa penjajahan tak semudah sekarang. Bahkan, ketika wafat pun terkadang mesti sembunyi-sembunyi bila di tempat dan kondisi tak nyaman. Seperti yang dialami KH Abdurrohman, Rais Syuriyah NU Pasuruan masa Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari masih hidup.
KH Saiful Anam Chalim, Sekretaris PCNU Kabupaten Pasuruan, menjelaskan, Kiai Abdurrohman yang dimakamkan di Bugul Kidul, Kota Pasuruan, pernah menjadi Rais Syuriyah PCNU Pasuruan. "Ini banyak yang belum tahu. Terlebih sekarang sudah ada PCNU Kota dan PCNU Kabupaten Pasuruan,” katanya kepada NU Online Jatim, Jumat (11/02/2022).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Sementara itu, KH Achmad Ridlwan Cholil menceritakan, Kiai Abdurrohman pernah diminta oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari sebagai Kepala Mahkamah Tinggi Islam pada masa penjajahan Jepang.
"Saat Beliau meninggal di kereta saat perjalanan pulang ke Pasuruan, Mbah Nyai Khodijah diminta mengatakan tidur. Karena kalau diketahui meninggal, akan diturunkan paksa oleh Pasukan Jepang," cerita Ketua Yayasan 1926 itu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Makam Kiai Abdurrohman satu di antara empat maqbarah yang diziarahi PCNU Kabupaten Pasuruan dalam rangka Harlah ke-99 NU pada Kamis kemarin.
Selain makam Kiai Abdurrohman, diziarahi pula kompleks makam Masyayikh Sidogiri, dilanjut ke makam Masyayikh Pondok Pesantren Podokaton di Gondangwetan, kemudian makam Mbah Hamid Pasuruan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND