• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Jujugan

Ke Candi Jawi Pasuruan, Nikmati Waktu Luang Peserta Konbes dan Rakernas IPNU

Ke Candi Jawi Pasuruan, Nikmati Waktu Luang Peserta Konbes dan Rakernas IPNU
Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)
Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Pasuruan resmi dijadikan sebagai tuan rumah Konferensi Besar (Konbes) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) oleh Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Taman Budaya Candra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jum'at-Ahad (11-13/08/2023).


Banyak peserta yang dijadwalkan datang lebih awal untuk menghadiri acara tersebut dalam mengisi waktu luang. Salah satu hal yang perlu dikunjungi oleh Peserta Konbes dan Kongres PP IPNU adalah Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.


Koordinator Juru Pelihara Candi Jawi, Sulikhin mengatakan, candi ini dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Singosari Raja Kertanegara yang berkuasa antara tahun 1269-1292. Arsitekturnya merupakan perpaduan Hindu dan Buddha, yang bagian puncak berbentuk stupa. 


"Dulu candi ini sempat hancur, namun ada gambar di bagian candi, kami membangunnya kembali berdasarkan gambar," ujarnya.


Menurutnya, Candi Jawi berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi dan dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m serta lebar 9,5 m.


"Fungsi utama parit ini adalah untuk menahan bangunan candi agar bisa menahan gempa," terangnya.


Keunikan dari candi ini adalah relief di dindingnya. Namun sayangnya, relief ini belum bisa dibaca hingga saat ini. Pahatannya yang terlalu tipis serta kurangnya informasi pendukung membuatnya sulit untuk diterjemahkan.


"Candi Jawi sendiri dipugar untuk kedua kali pada tahun 1938-1941 pada masa pemerintahan Hindia Belanda karena runtuh, adapun perbaikannya dilakukan kembali tahun 1975-1980 dan diresmikan tahun 1982," tutupnya.


Jujugan Terbaru