• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Kediri Raya

Ternyata Ketua IPPNU Tulungagung Ahli Ceramah, Calon Bunyai?

Ternyata Ketua IPPNU Tulungagung Ahli Ceramah, Calon Bunyai?
Indah Khoirun Nada, Ketua PC IPPNU Kabupaten Tulungagung. (Foto: NOJ/ Puspita Hanum).
Indah Khoirun Nada, Ketua PC IPPNU Kabupaten Tulungagung. (Foto: NOJ/ Puspita Hanum).

Tulungagung, NU Online Jatim

Panitia Hari Santri 2020 Kabupaten Tulungagung mengumumkan bahwa Indah Khoirun Nada terpilih sebagai juara pertama lomba khitobah, Jumat (30/10/2020) kemarin. Dalam lomba khitobah tersebut, Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Tulungagung itu merupakan perwakilan guru dari Raudlatul Athfal (RA) Roudlotus Salafiyah Kecamatan Ngantru, Tulungagung yang mengambil tema perempuan kuat dan mandiri berjayalah negeri.

 

Sejatinya, Indah memang sudah ahli dalam konteks khitobah. Tidak hanya kali ini mendapatkan juara. Sebelumnya, ia pernah didaulat sebagai Daiyah Anti Narkoba Kabupaten Tulungagung oleh Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) kota setempat pada tahun 2015. Saat masih duduk di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Indah pernah mendapatkan juara kedua lomba dai cilik tingkat Kabupaten Tulungagung yang diadakan oleh Pondok Pesantren Ma'dinul Ulum.

 

Begitu juga saat dibangku Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Blitar, ia mendapatkan juara kedua lomba pidato. Sedangkan saat mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Blitar, ia dua kali memperoleh juara ketiga lomba pidato Bahasa Arab tingkat kabupaten. Di tingkat Kecamatan Ngantru tempat kelahirannya, ia selalu memperoleh juara satu lomba pidato saat peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.

 

Kiai Karmuji sebagai juri lomba khitobah Kabupaten Tulungagung mengatakan bahwa Indah mampu menyampaikan isi materi dengan baik. Intonasi Indah dalam penyampaian materi, menurutnya sangat tepat dan bagus. Didukung dengan pemilihan tatanan bahasa yang menarik, membuat Indah pantas menjadi juara pertama lomba tersebut.

 

Sering mendapatkan juara dalam bidang khitobah, membuat perempuan yang gemar membaca puisi ini mendapatkan kepercayaan untuk menyampaikan materi pelatihan, menjadi moderator dan narasumber diberbagai seminar.

 

Materi yang biasa Indah sampaikan yaitu tentang pencegahan dan bahaya penggunaan narkoba, kepemimpinan, kepemudaan, peran perempuan serta motivasi kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

 

"Pada minggu terakhir bulan Oktober tahun 2020 kemarin, saya menyampaikan materi tentang kepemudaan di sarasehan pemuda kepada masyarakat umum dan memberikan motivasi kepada pelajar NU di Kecamatan Kedungwaru," kata Indah kepada NU Online Jatim.

 

Perempuan yang tinggal di Desa Pucung Lor, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung ini selalu aktif memberikan sambutan setiap minggu dalam kegiatan para pelajar NU di berbagai desa se Kabupaten Tulungagung. Dalam sambutannya, ia selalu menyisipkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah yang harus dipegang teguh oleh pelajar.

 

"Jadikan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah sebagai pedoman dimanapun dan apapun yang kalian lakukan," ujar Indah menirukan kalimat yang biasa disampaikannya saat forum pelajar NU.

 

Saking terbiasa dengan pesan tersebut, suatu ketika ia mengisi materi kepada masyarakat umum. Seperti biasa, ia menyampaikan pesan tersebut. Padahal peserta yang mendengarkan materi tidak hanya beragama Islam, tetapi ada juga yang beragama Kristen dan Hindu.

 

"Saat itu saya baru sadar, setelah melihat ekspresi beberapa peserta yang bingung. Begitu sadar, saya langsung meralat dengan mengatakan bahwa dalam Ahlussunnah wal Jamaah terkandung nilai Pancasila yang bisa diterapkan pada semua agama," bebernya.

 

Dorongan dari orang tua dan keinginannya untuk menginspirasi generasi milenial menjadi daiyah membuat perempuan yang lahir tahun 1996 ini tidak menyerah dan patah semangat saat mengalami kesalahan dan rintangan. "Kakek saya seorang kiai desa yang selalu mengingatkan saya untuk tidak menyerah saat dakwah," tuturnya.

 

Indah yang juga menjadi mahasiswa aktif Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kabupaten Tulungagung ini mengaku bahwa ia belajar pendalaman tentang khitobah dari IPPNU. "Sejak kecil memang sering mengikuti lomba khitobah. Tapi mulai serius mendalami khitobah sejak masuk sebagai anggota IPPNU," ungkapnya.

 

Saat menjadi anggota IPPNU, ia belajar cara menyampaikan pendapat, komunikasi publik hingga cara menyusun materi untuk disampaikan ke publik. Tidak hanya itu, Indah juga belajar teknik bahasa tubuh dan penampilan serta teknik baca tartil Al-Qur'an melalui organisasi tersebut.

 

"Ilmu tersebut saya dapatkan di IPPNU baik secara langsung di lapangan ketika menyampaikan sambutan pada sebuah kegiatan atau melalui pelatihan yang diadakan IPPNU," urainya.

 


 

Indah yakin banyak kader IPPNU memiliki kemampuan dalam bidang khitobah seperti para Ibu Nyai. Hal tersebut didukung dengan pendapat KH Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah (PW) NU Provinsi Jawa Timur saat memberikan hadiah penghargaan kepada Indah, ia menyampaikan bahwa IPPNU baiknya adalah calon Bunyai.

 

Editor: Romza


Editor:

Kediri Raya Terbaru