• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Citayam Fashion Week dan Cara Nabi Muhammad Berpenampilan

Citayam Fashion Week dan Cara Nabi Muhammad Berpenampilan
Memeriahkan Citayam Fashion Week tentu saja tidak dilarang. Asal tetap berpenampilan sebagaimana panduan Nabi Muhammad.(Foto: NOJ/KTd)
Memeriahkan Citayam Fashion Week tentu saja tidak dilarang. Asal tetap berpenampilan sebagaimana panduan Nabi Muhammad.(Foto: NOJ/KTd)

Hingga kini, publik masih terus membincang fenomena Citayam Fashion Week (CFW). Tak hanya dari remaja asal kelompok Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok (SCBD) saja, tapi dari daerah lain juga datang ke CFW.  Di Surabaya ada Tunjungan Fashion Week meski kemudian dibubarkan karena mengganggu pengguna jalan.


Berpenampilan adalah di antara kebutuhan bagi eksistensi diri. Dan untuk dapat berpakaian dan sejenisnya apalagi bersama pihak lain dalam pergaulan sosial, hendaknya umat Islam tetap memiliki pegangan yang kukuh. Tentu saja harus mencontoh sang panutan yakni Nabi Muhammad SAW.


Ada banyak riwayat yang mengisahkan akhlak, kepribadian, ciri-ciri fisik, sejarah hidup, dan keseharian Nabi Muhammad. Termasuk bagaimana cara Nabi Muhammad berpakaian—baju yang disukai, model, warna, sepatu, sandal, dan sarung. Hal-hal semacam itu terekam baik dalam sejumlah hadits.    


Cara Nabi Berpakaian 
Dalam kitab Asy-Syamail al-Muhammadiyah (2016), Imam at-Tirmidzi menguraikan berbagai hal terkait dengan pakaian dan cara berpakaian Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. 


1. Pakaian yang Disukai 


Istri Nabi Muhammad, Sayyidah Ummu Salamah pernah mengatakan bahwa pakaian yang paling disukai oleh Nabi Muhammad adalah jenis gamis. Sementara menurut Anas bin Malik, Nabi Muhammad paling suka hibarah—jenis pakaian yang berasal dari Yaman.  


2. Warna Favorit


Berdasarkan beberapa riwayat yang ada, Nabi Muhammad disebutkan memakai pakaian berwarna merah. Bara’ bin Azib berpendapat bahwa Nabi Muhammad sangat pas memakai baju berwarna merah.   Sehingga tidak ada seorang pun yang lebih baik dari pada Nabi Muhammad ketika mengenakan pakaian berwarna merah. 


Diriwayatkan bahwa panjang lengan baju Nabi Muhammad adalah sampai pergelangan tangan.  “Hemat saya, yang dimaksud dengan pakaian berwarna merah itu adalah hibarah,” kata Sufyan, sebagaimana riwayat Abu Juhaifah.  


Selain merah, Nabi Muhammad diriwayatkan juga pernah memakai pakaian berwarna dengan warna lainnya seperti putih, hijau, dan hitam. Nabi bahkan menganjurkan orang-orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal untuk mengenakan pakaian berwarna putih karena itu merupakan bagian pakaian yang lebih baik dan lebih suci. 


3. Pakaian Kawasan Lain


Nabi Muhammad juga pernah mengenakan pakaian bangsa luar Arab. Hal tersebut sebagaimana keterangan Mughirah bin Syu’bah, Nabi Muhammad pernah pernah memakai jubah Romawi yang berlengan sempit. 
Nabi juga pernah menggunakan pakaian dari daerah Qithr ketika melaksanakan shalat dan baju yang terbuat dari bulu-bulu warna hitam. 


4. Mengenakan Pakaian Lama


Pernah suatu ketika Nabi Muhammad memakai pakaian lama yang diwarnai dengan za’faran. Qailah binti Makhramah melihat pakaian yang dikenakan Nabi warnanya sudah mulai luntur.  


5. Mendahulukan yang Kanan 


Nabi Muhammad selalu mendahulukan yang kanan ketika melakukan suatu pekerjaan seperti memakai sandal, menyisir, berjalan, dan bersuci. Ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah. 


6. Tidak Lupa Berdoa 


Ketika mengenakan baju baru, Nabi Muhammad selalu berdoa kepada Allah sebagai tanda syukur. Sedangkan doa ketika memakai baju baru, sebagaimana keterangan Abu Sa’id al-Khudri: “Ya Allah segala puji bagi-Mu, sebagaimana Engkau telah memberi aku pakaian. Aku mohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini, serta kebaikan sesuatu yang diciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian ini, serta keburukan sesuatu yang diciptakan untuknya.” 


Sementara serban Nabi Muhammad berwarna hitam di kepalanya dengan menjulurkan di antara kedua pundak. Nabi memakai serban hitam dalam beberapa kesempatan seperti saat peristiwa Fathu Makkah dan ketika berkhutbah di hadapan sahabatnya. 


Untuk alas kaki, Nabi menggunakan sepatu dan terkadang sandal. Sepatu Nabi Muhammad didapat dari hadiah orang. Bahwa suatu saat, Raja Najasyi menghadiahi sepasang sepatu berwarna hitam pekat kepada Nabi. Pada kesempatan lain, Dihyah juga pernah memberi sepatu kepada Nabi. 


Sedangkan terkait dengan sandal, ada beberapa riwayat yang menyebutkan spesifikasinya. Menurut penuturan Anas bin Malik, sandal Nabi menggunakan dua buah qibal (pelana sandal atau batas depan sandal berupa tali yang diletakkan di antara dua jari kaki). Masing-masing qibal sandal Nabi terdiri dari dua buah tali. Ibnu Umar menggambarkan bahwa sandal Nabi itu gundul dan tidak berbulu. Ketika mengerjakan shalat, Nabi juga pernah mengenakan sandal yang berlubang (bertambal). 


Muhammad Rawwas Qal’ah Ji dalam Syakhyiyah ar-Rasul (2008) menjelaskan, pakaian yang dipakai Nabi Muhammad bukanlah pakaian khusus yang hanya dikenakan. Nabi memakai baju sebagaimana yang dikenakan orang-orang pada saat itu. Sehingga tidak ada perbedaan antara pakaian Nabi dengan yang lainnya.   Orang asing yang datang menghadap Nabi tidak akan mengenali ketika sedang berada di tengah sahabat, disebabkan tampilan dan pakaiannya sama dengan yang lain atau tidak mencolok. 

 

Artikel diambil dariCara Nabi Muhammad Berpakaian

 

Dengan ketentuan di atas, CFW yang sekarang tengah diperbincangkan khalayak tidak mengurangi ruh dan esensi berpakaian sebagaimana dicontohkan Rasulullah. Berpenampilan mengikuti Nabi Muhammad tidak semata untuk kebutuhan menutup aurat dan keperluan mengikuti trend, juga menyesuaikan dengan aturan agama Islam. Wallahu a'lam.   


Editor:

Keislaman Terbaru