Keislaman

Raih Ketenangan Hidup dengan Membaca Shalawat

Senin, 15 Juli 2024 | 10:00 WIB

Raih Ketenangan Hidup dengan Membaca Shalawat

Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad dapat tenangkan hati (Foto:NOJ/sanadmedia)

Oleh: Dzaqirotul Ummamah


Dalam kehidupan sehari-hari, penting sekali untuk berdzikir agar selalu dijaga oleh Allah. Salah satu bentuk dzikir adalah dengan bersholawat. Keutamaan shalawat sangatlah banyak, mulai dari menghapus dosa hingga terkabulnya hajat dan yang paling penting melalui shalawat kita bisa menjadi lebih tenang. Dengan bersholawat, kita memiliki koneksi dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Kita tidak hanya membangun koneksi di dunia, tetapi juga di akhirat. 


Membaca shalawat dapat dilakukan kapan saja. Bagi perempuan yang haid juga dianjurkan untuk memperbanyak sholawat. Salah satu amalan yang diperintahkan oleh Allah dan tidak akan tertolak adalah bersholawat kepada Nabi Saw. sebagaimana dalam Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 56:


اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَاآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.


Diriwayatkan juga oleh ‘Abdullah bin Abu Thalhah dari ayahnya:


أنَّ رسول الله صلّى اللهَ عليه وسلم جَاءَ ذَاتَ يُوْمٍ وَالْبُشْرَى تُرَى فِي وَجْهِهِ، فَقُلْنَا إِنَّا لَنَرَى الْبُشْرَى فِي وَجْهِكَ، فَقَالَ : جَاءَنِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ : يَا محمد إِنَّ رَبَّكَ يَقْرَئُكَ السَّلَامَ وَيَقُوْلُ : أَمَّا يُرْضِيْكَ اَنْ لَا يُصَلِّيَ عَلَيْكَ أَحَدٌ مِنْ اُمَّتِكَ اِلاَّ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا ، وَلاَ يُسَلِّمُ عَلَيْكَ اَحَدٌ مِنْ اُمَّتِكَ اِلاَّ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا


Artinya: Bahwa Rasulullah datang pada suatu hari dan terlihat tanda-tanda kegembiraan di wajahnya. Lalu kami bertanya, “Kami telah melihat tanda-tanda kegembiraan di wajahmu.” Nabi menjawab, “ Memang, Jibril telah datang kepadaku dan berkata, “Wahai Muhammad sesungguhnya Tuhanmu telah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Tidakkah kamu merasa puas bahwa tidak ada seorang pun dari ummatmu yang membaca shalawat untukmu melainkan Aku membalasnya dengan sepuluh kali lipat. Dan tidak seorang pun yang menyampaikan salam kepadamu dari ummatmu melainkan Aku membalas salam sepuluh kali lipat’.”


Shalawat, sebuah perjalanan spiritual yang indah, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan membawa kita lebih dekat kepada sumber segala kebaikan, Nabi Muhammad Saw. Dalam hadits lain Nabi Saw. bersabda:


عن عبدالله بن عمرو بن العَاصِ رضي اللهُ عنهما اَنَّهُ سَمِعَ رسول الله صلّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا  رواه مسلم


Artinya: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR. Muslim)


Sebagaimana hadits di atas, kita sebagai manusia biasa dengan bershalawat sekali saja kepada Nabi, Allah akan bersholawat kepada kita sepuluh kali. Jadi, shalawat ini bukan hal yang biasa, ketika kita menginginkan sesuatu dengan bershalawat kemudian terkabul hajat dan keinginan kita maka itu sangatlah wajar, karena shalawat sangat istimewa. Apapun yang kita inginkan bisa dijemput dengan perantara shalawat, tetapi harus kembali pada niat awal yaitu bershalawat karena Allah. Karena jika kita sudah cinta kepada Allah dan Allah mencintai kita apapun yang kita inginkan akan Allah penuhi.


Ada masa dimana kita gundah, gelisah, bingung harus memulai do’a dari mana, maka hal yang bisa kita lakukan adalah dengan memperbanyak sholawat. Sesulit apapun masalah yang sedang kita hadapi, banyaknya hajat yang kita inginkan, maka bershalawatlah sebanyak-banyaknya. Jika belum ada solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi setidaknya hati menjadi tenang dan yakin menjadi kunci utama.


Dengan bershalawat, Allah akan meringankan segala kesulitan dan kesedihan yang dialami, memberikan kemudahan dalam setiap urusan,  memberikan rasa aman dari setiap musibah yang menimpa, membukakan pintu-pintu kebaikan sehingga setiap kali melakukan kebaikan tidak akan merasa keberatan, serta memberikan cahaya di dalam hati sehingga akan selalu tenang dalam menghadapi segala situasi.


Tak kalah penting, orang yang membaca shalawat di malam Jum’at dan hari Jum’at akan langsung dijawab oleh Rasulullah. Ibarat kata, jika kita biasa menitipkan salam ke orang yang dimaksud, ini bisa langsung salam ke orangnya, yaitu Rasulullah Saw. selain itu Rasulullah akan menjadi saksi dan memberikan syafaat baginya di hari kiamat nanti. Sebagaimana hadits yang bersumber dari Aus bin Aus ra.


عن اوس بن اوس رضي الله عنه قال : قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم : اِنَّ مِنْ اَفْضَلِ أيَّامِكُمْ يَوْمَ الجُمُعَةِ، فَأكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيْهِ، فَإنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ. فقال : يا رسول الله، وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ اَرَمْتَ ؟ قال : يقولُ بَلِيتَ. قال : اِنَّ الله حَرَّمَ عَلَى الارضِ اَجْسَادَ الانْبِيَاء. رواه أبو داود


Artinya: “Dari Aus bin Aus ra, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam bersabda: ‘Sesungguhnya hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku di hari itu sebab sesungguhnya sholawat kalian disampaikan kepadaku.’ Maka para sahabat berkata ‘bagaimana mungkin sholawat kami disampaikan kepadamu sedangkan engkau telah hancur?’ Aus berkata Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam berkata ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada bumi memakan jasad para Nabi.’” (HR Abu Dawud)


Diperintahkan memperbanyak shalawat pada malam Jum’at dan hari Jum’at karena hari Jum’at adalah hari yang utama dan mulia, selain itu sholawat yang kita baca akan disampaikan langsung kepada Rasulullah dan akan mendapat balasan dari Allah. Rasulullah mengetahui laporan sholawat kita karena para Nabi dan Rasul hidup di alam kubur dengan cara yang berbeda. Allah telah mengharamkan bumi dan tanah untuk merusak dan membusukkan jasad para Nabi dan Rasul, terutama jasad Rasulullah. Sebagaimana kita berbisik mengatakan “assalamu’alaika ya Rasulullah”, Nabi mendengarnya. “Tidakkah ummatku mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku sehingga aku bisa menjawabnya.”