• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Keislaman

Sakit Gigi Kambuh, Doa Nabi Musa Tidak Dikabulkan

Sakit Gigi Kambuh, Doa Nabi Musa Tidak Dikabulkan
Ilustrasi sakit gigi (Foto:NOJ/sindo)
Ilustrasi sakit gigi (Foto:NOJ/sindo)

Nabi Musa adalah salah satu Nabi yang memiliki sejumlah mukjizat, seperti tongkat berubah menjadi ular yang mengalahkan penyihir Firaun, membelah lautan, dan Nabi yang diajak berbicara langsung oleh Allah (kalimullah) saat di bukit Thursina.


Mukjizat ini diabadikan dalam surat Annisa, 164:


وَرُسُلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُسُلًا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَ‌ ؕ وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا


Artinya: Dan (Kami telah mengutus) para rasul yang telah kukisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan para rasul yang tidak kukisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung. (QS. An-Nisa : 164)


Hal ini menunjukkan betapa mulianya Nabi Musa di sisi Allah, sehingga mendapat perlakuan istimewa (privilege) khusus. Tentu saja apapun yang didoakan Nabi Musa langsung terkabulkan.


Namun ada satu kisah terkait doa Nabi Musa yang tidak langsung dikabulkan oleh Allah, yaitu ketika Nabi Musa sakit giginya kambuh, lalu beliau memohon kesembuhan pada Allah. Perlu diketahui bahwa para Nabi itu memiliki sifat seperti pada umumnya manusia biasa (basyariyah) yang kadang sakit, terluka. Berikut ini kisahnya yang terekam dalam kitab Nurudzdzolam:


وحكي عن سيدنا موسى عليه وعلى نبينا افضل الصلاة والسلام انه شكا الم سنه الى الله تعالى فقال خذ الحشيشة الفلانية وضعها على سنك فسكن الوجع في الحال


Artinya: Nabi Musa pernah mengadu (meminta sembuh) kepada Allah tentang giginya yang sedang sakit. Ketika mendengar pengaduan Nabi Musa, maka Allah  memerintahkannya untuk mengobati sakitnya: "Ambillah daun itu (sesuai yang ditunjuk oleh Allah) dan letakkanlah di gigimu." Setelah itu Nabi Musa pun mengambil daun tersebut dan meletakkannya di giginya, lalu seketika itu meredalah sakit giginya.


 ثم بعد مدة عاد ذلك الوجع فاخذ تلك الحشيشة ووضعها على سنه فزاد الوجع اضعاف ما كان 


Setelah beberapa waktu sakit gigi itu kambuh kembali, maka Nabi Musa pun mengambil daun yang ketika itu diperintahkan oleh Allah untuk diletakkan di giginya. Akan tetapi sakit giginya semakin parah daripada sebelumnya.


Nabi Musa langsung mengadu kembali kepada Allah:


Ya Allah, bukankah Anda telah memerintahkanku untuk melakukan petunjukmu agar sakit gigiku sembuh?


Allah berkata:


Wahai Musa, Akulah Tuhan Maha pemberi kesembuhan dan pemberi kesehatan, dan Akulah pemberi kesengsaraan dan pemberi manfaat. Engkau menuju langsung kepadaku untuk kali pertama dan aku sembuhkan sakit gigimu, namun sekarang engkau menuju langsung pada daun itu (agar sembuh) tanpa menuju kepadaku terlebih dahulu.


Dari sekelumit kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa ketika seseorang mendapatkan ujian berupa sakit, maka yang harus didahulukan adalah meminta kesembuhan kepada Allah, jangan langsung mengandalkan obat-obatan. Sebab Allah yang memberikan kesembuhan dan menghilangkan penyakit, bukan obat.


Editor:

Keislaman Terbaru