• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Sebarkan Salam, Sahabat Nabi Ini Rutin ke Pasar

Sebarkan Salam, Sahabat Nabi Ini Rutin ke Pasar
Ucapan salam (Foto:NOJ/Pinterest)
Ucapan salam (Foto:NOJ/Pinterest)

Mengucapkan salam sebanarnya tradisi sopan-santun atau etika pergaulan saja. Lebih dari itu mengucapkan salam adalah sunah Nabi Muhammad Saw yang bernilai ibadah. Tradisi salam sudah dikenal sejak manusia pertama Nabi Adam as. Berikut hadits Tirmidzi dari Abi Hurairah:
 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ يَا آدَمُ اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ الْمَلاَئِكَةِ إِلَى مَلإٍ مِنْهُمْ جُلُوسٍ فَقُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ‏.‏ قَالُوا وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ ‏.‏ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ بَنِيكَ بَيْنَهُمْ
 

Artinya: Tatkala Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh kepadanya, Adam kemudian bersin, lalu mengucap, ‘Alhamdulillah.’ Ia memuji Allah berkat perkenan-Nya. Dijawab oleh Allah, ‘Yarhamukallâh yâ Adam,’ (Allah merahmatimu, Adam). Pergilah engkau kepada para malaikat, yang di antara mereka ada yang sedang duduk. Lalu ucapkanlah, ‘Assalâmu‘alaikum.’ Para malaikat pun menjawab, ‘Wa‘alaikassalâm warahmatullâh’ Setelah mengucap salam, Adam kembali kepada Tuhannya. Dan Tuhan menyampaikan, ‘Itulah salam penghormatanmu dan salam penghormatan keturunanmu di tengah mereka (HR al-Tirmidzi).
 

Nabi Ibrahim as. juga mengucapkan salam saat mendapat tamu para  malaikat. Seperti yang dijelsakan dalam QS. Azariay ayat 24.
 

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَ الْمُكْرَمِيْنَۘ

Artinya: Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan.
 

KH M Ahmad Sahal Mahfudz selaku Rais Amm Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1999-2015 dalam bukunya ‘Menjawab Problematika Umat’ mengisahkan dalam kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik ibn Anas dijelaskan. Ada sahabat yang sangat gemar mengucapkan salam, namanya adalah Abdullah Ibn Umar. Setiap pagi Ibn Umar pergi ke pasar dan mengucapkan salam kepada siapa saja yang ia jumpai. Ketika di  pasar Ibn Umar tidak pernah sama sekali transaksi jual-beli atau tawar menawar.
 

Kebiasaan Ibnu Umar itu kemudian diketahui oleh salah seorang sahabat yang bernama Thufail Ibn Ubayy Ibn Ka’b. Karena ‘kepo’ atau ingin tau, saat pergi ke pasar bersama Ibn Umar, Thufail bertanya apa tujuannya ke pasar?. Ibn Umar menjawab ;’ Kita ke pasar untuk mengucapkan salam kepada orang-orang yang kita temui.
 

Hikmah yang bisa dipetik adalah mengucapkan salam merupakan bentuk cinta kasih kepada sesama muslim. Yang merupakan faktor fundamental dalam upaya menciptakan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat. Dari kisah Ibn Umar di atas kita dapat belajar mengucapkan salam tidak perlu memilah-milih orang. Apakah orang penting atau tidak, orang kaya atau miskin, terpelajar atau bodoh. Setiap orang yang ditemui selayaknya mengucapkan salam.
 

Hanya saja ada beberpa waktu atau tempat yang tidak dianjurkan seorang muslim untuk mengucapkan atau menjawab salam. Seperti saat sedang kencing, bersetubuh, shalat, adzan, iqamah. Selain itu tidak dianjurkan mengucapkan salam seorang laki-laki yang sedang sediri kepada perempuan yang juga sendiri jika dikhawatirkan akan timbulnya dampak negatif atau fitnah.


Keislaman Terbaru