• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

2 Kisah Kegembiraan Nabi Muhammad

2 Kisah Kegembiraan Nabi Muhammad
Pengasuh majelis shalawat Nahjul Musthofa. (Foto: NOJ/Firdausi)
Pengasuh majelis shalawat Nahjul Musthofa. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Al-Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud menceritakan, ada 2 keadaan di mana Rasulullah menjelaskan kebahagiaannya kepada sahabat. Pertama, di kala nabi menerima kabar gembira yang disampaikan Malaikat. Kedua, menyatukan kembali orang yang dicintainya.

 

Diceritakan, suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya dalam keadaan gembira dan sangat bahagia sekali. Kegembiraan yang istimewa itu tampak di wajah nabi dan membuat sahabat bertanya tentang kebahagiaan yang dialami Rasulullah.

 

“Ya Rasulullah, apa yang membuatmu bahagia? Nabi menjawab, saya gembira karena Malaikat datang kepadaku dan memberikan kabar baik. Kabar gembira itu adalah siapa saja umatmu yang bershalawat kepadamu, maka Allah akan menulis 10 pahala, menghapus 10 dosa yang dilakukannya, dan mengangkat 10 derajat,” tuturnya saat berceramah di acara Milad ke-11 Nahjul Musthofa dan Harlah ke-9 Ikatan Pemuda Sarkoju’ (IPS) yang ditayangkan di kanal Youtube Nahjul Musthofa, diakses NU Online Jatim, Kamis (25/01/2024).

 

Yang kedua, lanjutnya, nabi bergembira di kala putrinya Sayyidah Fatimah Az-Zahra tidak bertengkar lagi dengan suaminya Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Dikisahkan oleh Habib Abdul Qodir, suatu hari nabi berkunjung ke kediaman putrinya. Ketika nabi datang, putrinya mencium kening nabi, kemudian nabi didudukkan di tempat duduknya Fatimah.

 

“Nabi melihat wajah Fatimah dan Ali seakan-akan menyimpan sesuatu, seperti bertengkar. Kemudian nabi tidur di ranjang Fatimah dan memanggil kedua orang yang dicintai. Saat sampai di kamar, Fatimah dan Ali tidur di sebelah nabi,” curahnya.

 

Di ranjang tersebut, sambungnya, nabi tidak berbicara karena tahu bahwa mereka berdua sedang ada masalah. Selanjutnya, nabi memasukkan tangan Fatimah dan Ali ke dalam bajunya sehingga dua tangan tersebut saling berpegangan di atas perut makhluk yang paling mulia. 

 

“Kedua orang yang dicintainya sontak menangis sambil memeluk erat nabi. Sayyidina Ali berjanji kepada nabi tidak akan bertengkar lagi dengan putrinya. Usai mendinginkan persoalan rumah tangga putrinya, nabi keluar dari rumah putrinya dalam keadaan bergembira. Kegembiraan itu dilihat oleh sahabat. Wahai Rasulullah apa yang terjadi di rumah Fatimah dan Ali? Nabi menjawab, saya gembira karena tlah menyatukan orang yang paling aku cintai,” terangnya di hadapan jamaah yang berkumpul di lapangan Murmadeh Prenduan, Pragaan, Sumenep.


Madura Terbaru