• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Cara Bedakan Pesantren dengan Tempat Belajar Lain

Cara Bedakan Pesantren dengan Tempat Belajar Lain
KH Musleh, saat menyampaikan Tausiyah. (Foto: NOJ/Moh Khairussadiqin)
KH Musleh, saat menyampaikan Tausiyah. (Foto: NOJ/Moh Khairussadiqin)

Sumenep, NU Online Jatim

KH Musleh Adnan, penceramah asal Kabupaten Pamekasan yang juga pengasuh Pesantren Nahdlatut Ta'limiyah menjelaskan ciri-ciri pesantren. Menurut Kiai Musleh, pesantren merupakan tempat menuntut ilmu yang tidak bisa dibandingkan dengan tempat belajar lain.
 

Pesantren merupakan sarana belajar yang penuh barokah para kiai. Penjelasan ini disampaikan Kiai Musleh saat acara Haul Masyayikh Pondok Pesantren Sabilun Najah Rubaru Sumenep, Kamis (16/12/2021).
 

Pengurus Lembaga Dakwah Nahdatul Ulama (LDNU) Pamekasan itu juga mengajak santri untuk terus mengikat batin bersama guru atau kiai. Sebab, menurut Kiai Musleh sepintar apapun seseorang jika tidak mendapat barokah guru maka tidak akan  bermanfaat ilmunya.
 

"Nilai plus dari pesantren yang tidak dimiliki tempat belajar lain ialah barokahnya kiai," tuturnya.
 

Menurut alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Itu, tanda orang yang ilmunya barokah dapat dipastikan orang tersebut akan ditambahkan rasa cinta kepada Allah SWT. Namun akan sebaliknya jika ilmu itu tidak barokah.
 

"Barang siapa yang bertambah ilmunya, namun tidak bertambah hidayahnya, maka orang tersebut akan jauh dari Allah," ujarnya.
 

Kiai Musleh menegaskan, tempat belajar dapat dikatakan pesantren apabila memenuhi lima kriteria.
 

Kriteria tersebut, pertama harus ada kiai yang mengajarkan ilmu. Kedua, ada penginapan tempat santri untuk istirahat. Ketiga, ada santri yang menuntut ilmu. Keempat, ada tempat ibadah untuk amaliyah santri, dan yang terakhir ada pengajian kitabnya.
 


​​​​​​​"Kalau tidak ada pengajian kitabnya, sudah dipastikan itu bukan pesantren. Makanya jangan disamakan antara asrama dan pondok pesantren," pungkasnya.
 

Editor: Romza
​​​​​​​


Editor:

Madura Terbaru