Sumenep, NU Online Jatim
Di momen Idul Adha 1444 Hijriah, banyak warga NU yang mendapatkan daging kurban. Menyikapi hal itu, salah satu Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep dr H Slamet Riadi membagikan cara sehat mengonsumsi daging kurban, baik sapi atau kambing.
Pria yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep itu menyebutkan, secara medis sebetulnya daging sapi dan kambing memiliki manfaat kesehatan yang tidak jauh berbeda. Namun, daging kambing unggul daripada daging sapi.
“Meski begitu, secara umum daging merah terutama jeroan bisa menjadi tidak sehat jika diolah dengan cara yang kurang sehat,” katanya kepada NU Online Jatim, Jumat (30/06/2023).
Selain itu, penambahan bumbu yang berlebihan seperti garam, mentega, dan penggunaan minyak yang kurang sehat juga akan membuat daging sapi atau kambing menjadi lebih berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak.
Dirinya mengutarakan, banyak beredar mitos bahwa daging kambing adalah penyebab utama tekanan darah tinggi. Padahal ini tidak terbukti secara medis. Kesalahan bukan terletak pada daging kambingnya, melainkan pada pengolahan dan pemberian bumbu yang berlebihan.
"Tips aman dan sehat mengonsumsi daging kambing adalah mengetahui cara pengolahan yang tepat. Salah satunya dengan memasak daging kambing pada suhu rendah agar daging kambing tidak mengering," terangnya.
Selain itu, saat menghidangkan daging sapi atau kambing, jangan lupa untuk menyeimbangkannya dengan mengonsumsi sayur-sayuran dan buah. Karena setiap individu perlu memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat dan juga olahraga, supaya konsumsi daging tidak membuat sembelit.
"Jika dijumpai dampak negatif setelah mengkonsumsi daging, baik sapi ataupun kambing, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan pengananan yang tepat," tandasnya.
