• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Cerita Nahdliyin di Sumenep Jadi Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19

Cerita Nahdliyin di Sumenep Jadi Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19
Suhartono, Ketua PAC Pergunu di Sumenep yang jadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. (Foto: NOJ/ Ist).
Suhartono, Ketua PAC Pergunu di Sumenep yang jadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. (Foto: NOJ/ Ist).

Sumenep, NU Online Jatim

Kasus kematian sebab Covid-19 dalam sehari terus bertambah. Hal ini membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan dalam penanganannya, utamanya dalam hal pemulasaraan jenazah. Akibatnya, tim relawan dari unsur masyarakat perlu dibentuk.

 

Suhartono adalah salah satu relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 di Kabupaten Sumenep yang diterjunkan untuk membantu tenaga kesehatan. Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kecamatan Kota Sumenep ini mengaku keinginannya untuk tergabung dalam tim relawan atas kesadaran pribadi.

 

“Saya teringat pesan Nabi, yakni khairunnas anfauhum linnas. Jadi saya sanggupi tawaran untuk menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 ini,” ujarnya diberitakan pcnusumenep.or.id, diakses Senin (19/07/2021).

 

Suhartono menyebutkan, bahwa dirinya ditugaskan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Moh Anwar Sumenep. Hingga berita ini ditulis, terhitung lebih 20 jenazah telah ia tangani bersama tim relawan lainnya.

 

Dirinya mengaku, kesediaaanya menjadi relawan karena termotivasi dari pesan ibundanya. Yakni, hidup akan mulia apabila bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

 

“Ibu saya pernah bilang, jangan mau kalah sama batu yang bisa memberikan manfaat kepada manusia. Karena batu bisa jadi rumah, masjid, mushala, cincin dan lainnya. Kita ini makhluk Allah yang paling sempurna. Jadi, harus lebih bisa bermanfaat lagi,” tutur Suhartono menceritakan.

 

Masa-masa awal dirinya menjadi relawan, ia mengaku tidak terbiasa memakai Alat Pelindung Diri (APD). Sehingga terasa pengap dan gerah. Namun ketika sudah terbiasa, ia merasa lebih nyaman.

 

“Di awal-awal itu rasanya pakai APD pengap. Karena belum terbiasa sih. Tapi sekarang terbiasa dan nyaman,” imbuhnya.

 

Tentu, ada banyak pengalaman yang ia dapatkan selama menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. Seperti menjadikan diri berpikir lebih dewasa, bahwa hidup di dunia hanyalah sesaat dan manusia tanpa pertolongan Allah SWT tidak ada apa-apanya.

 

“Saya menyadari bahwa hidup ini hanya persinggahan, tidak kekal. Dengan ini saya semakin termotivasi agar lebih semangat menata bekal untuk akhirat kelak,” tuturnya.

 

Ia berharap agar masyarakat patuh dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Karena taat kepada pemerintah hukumnya wajib sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an.

 

 

Suhartono juga meminta kepada masyarakat agar tetap tenang di masa pandemi ini. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, bahwa segala penyakit pasti ada obatnya.

 

“Tetap berusaha dan berdoa. Selebihnya kita pasrahkan kepada Allah Swt,” pungkasnya.


Madura Terbaru