Cerita Nahdliyin di Sumenep Jadi Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19
Senin, 19 Juli 2021 | 19:00 WIB

Suhartono, Ketua PAC Pergunu di Sumenep yang jadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. (Foto: NOJ/ Ist).
A Habiburrahman
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Kasus kematian sebab Covid-19 dalam sehari terus bertambah. Hal ini membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan dalam penanganannya, utamanya dalam hal pemulasaraan jenazah. Akibatnya, tim relawan dari unsur masyarakat perlu dibentuk.
Suhartono adalah salah satu relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 di Kabupaten Sumenep yang diterjunkan untuk membantu tenaga kesehatan. Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kecamatan Kota Sumenep ini mengaku keinginannya untuk tergabung dalam tim relawan atas kesadaran pribadi.
“Saya teringat pesan Nabi, yakni khairunnas anfauhum linnas. Jadi saya sanggupi tawaran untuk menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 ini,” ujarnya diberitakan pcnusumenep.or.id, diakses Senin (19/07/2021).
Suhartono menyebutkan, bahwa dirinya ditugaskan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Moh Anwar Sumenep. Hingga berita ini ditulis, terhitung lebih 20 jenazah telah ia tangani bersama tim relawan lainnya.
Dirinya mengaku, kesediaaanya menjadi relawan karena termotivasi dari pesan ibundanya. Yakni, hidup akan mulia apabila bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
“Ibu saya pernah bilang, jangan mau kalah sama batu yang bisa memberikan manfaat kepada manusia. Karena batu bisa jadi rumah, masjid, mushala, cincin dan lainnya. Kita ini makhluk Allah yang paling sempurna. Jadi, harus lebih bisa bermanfaat lagi,” tutur Suhartono menceritakan.
Masa-masa awal dirinya menjadi relawan, ia mengaku tidak terbiasa memakai Alat Pelindung Diri (APD). Sehingga terasa pengap dan gerah. Namun ketika sudah terbiasa, ia merasa lebih nyaman.
“Di awal-awal itu rasanya pakai APD pengap. Karena belum terbiasa sih. Tapi sekarang terbiasa dan nyaman,” imbuhnya.
Tentu, ada banyak pengalaman yang ia dapatkan selama menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. Seperti menjadikan diri berpikir lebih dewasa, bahwa hidup di dunia hanyalah sesaat dan manusia tanpa pertolongan Allah SWT tidak ada apa-apanya.
“Saya menyadari bahwa hidup ini hanya persinggahan, tidak kekal. Dengan ini saya semakin termotivasi agar lebih semangat menata bekal untuk akhirat kelak,” tuturnya.
Ia berharap agar masyarakat patuh dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Karena taat kepada pemerintah hukumnya wajib sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an.
Suhartono juga meminta kepada masyarakat agar tetap tenang di masa pandemi ini. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, bahwa segala penyakit pasti ada obatnya.
“Tetap berusaha dan berdoa. Selebihnya kita pasrahkan kepada Allah Swt,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: 3 Amalan Meraih Pintu Surga
2
Khutbah Jumat: Ciri Orang Merugi dalam Beragama ala Rasulullah
3
Ma'had Aly Denanyar Gelar Kuliah Umum Perkuat Literasi Politik Santri
4
Ustadz Untung, Guru Madrasah dengan Keterbatasan Fisik Terima Penghargaan Tingkat Nasional
5
Konfercab XIV, KH Salim Azhar dan Sahrul Munir Pimpin PCNU Lamongan 2025-2030
6
KH Muhammad Anwari Ismail, Ulama Pejuang Pendidikan dan NU
Terkini
Lihat Semua