Bangkalan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang (PC) Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Bangkalan, Kiai Ahmad Nur Faqih menegaskan, ruqyah bukan cuma soal kesurupan, tapi lebih kepada dakwah Aswaja an-Nahdliyah melalui Al-Qur'an.
Pernyataan ini disampaikannya saat pelantikan kepengurusan baru masa khidmat 2023-2024 bertajuk 'Semangat Baru Menuju Organisasi yang Progresif, Militan dan Aktif untuk Mendakwahkan Al-Qur'an sebagai Syifa', Ahad (24/12/2023).
Dalam sambutannya di halaman utara masjid Nurusy Sadzili Galis Bangkalan, Kiai Nur sapaannya menyampaikan poin-poin penting sebagai ruh pengabdian yang akan dijalankan 5 tahun ke depan.
"Ruh kepengurusan ini setidaknya ada 4 poin penting sebagai tolak ukur khidmah kami ke depan, yang pertama dan utama tentu mendakwahkan Al-Qur'an sebagai syifa," ujarnya.
Poin kedua dan ketiga adalah memasyarakatkan Al-Qur'an dan 'meng-Qur'an-kan' masyarakat. Karena misi jam'iyah adalah dakwah, maka seharusnya kepungurusan ini dan tak terkecuali bagi seluruh praktisi agar senantiasa menghidupkan Al-Qur'an.
Alumni Pondok Pesantren Syaikhona Moh Kholil Bangkalan ini menerangkan, yang menjadi muara dakwah JRA yang bergerak di bidang ruqyah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) adalah mengharapkan kesembuhan marqi (pasien, red).
"Bagaimana perkembangan JRA? Kegiatannya berjalan? Rawat jamiyah ini dengan baik, niatkan untuk membantu warga yang tidak mampu berobat ke dokter," ucapnya menirukan wasiat almarhum Ra Fakhrillah Aschal.
Menurutnya, berkat mukjizat Al-Qur'an dan barokahnya para guru banyak pasien yang tidak dapat ditangani secara medis maupun yang memiliki gejala aneh terbantukan menggapai kesembuhan.
Diketahui, acara ini dihadiri oleh Rais dan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat beserta jajaran pengurus dari lembaga dan badan otonom, kepala desa setempat, personil dari Komando Rayon Militer (Koramil) setempat, beserta warga sekitar.
Penulis: Abdullah Hafidi