• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 7 Juni 2023

Matraman

Harlah Kelima, Begini Sejarah Berdirinya Jam'iyyah Ruqyah Aswaja

Harlah Kelima, Begini Sejarah Berdirinya Jam'iyyah Ruqyah Aswaja
Peringatan harlah kelima JRA di Rumah Tibbun Nabawi di Pacitan. (Foto: NUJ/ Muhdhori Ahmad)
Peringatan harlah kelima JRA di Rumah Tibbun Nabawi di Pacitan. (Foto: NUJ/ Muhdhori Ahmad)

Pacitan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang (PC) Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Pacitan, KH Hamka Hakim mengatakan bahwa latar belakang terbentuknya JRA adalah banyaknya komentar negatif tim ruqyah kekinian. Apalagi belakangan, amaliah para santri tersebut menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat.
 

"Banyak perkumpulan tim ruqyah yang menyalahkan amaliah para santri dan ulama NU seperti, pembacaan hizib, ratib dan sejenisnya," katanya.
 

Hal tersebut dikatakan dalam rangka peringatan hari lahir atau harlah kelima JRA yang berpusat di Rumah Tibbun Nabawi atau Markas Ratib dan Shalawat (Ruwat), Desa Semanten, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Sabtu (15/01/2022). 
 

Alumni Universitas Al-Azhar Kairo ini memaparkan, adanya  gerakan masif kelompok yang mengampanyekan anti tahayyul, khurafat bid'ah (TBC). Hal tersebut menyebabkan beberapa wilayah yang mayoritas warga NU merasa tidak nyaman dalam beribadah.
 

Dirinya menceritakan bahwa, keadaan tersebut menimbulkan kegelisahan beberapa tokoh NU. Seperti halnya, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Jombang, Allama Allaudin As-Siddiqi yang berkeinginan membendung gerakan anti TBC, sehingga tepatnya pada 15 Januari 2017 lahirlah JRA. 


"Kemudian dibentuklah gerakan dakwah ahlussunah yang menekuni bidang pengobatan dengan Al-Qur’an dan pengobatan ala Nabi Muhammad guna membendung gerakan masif kelompok ruqyah tersebut," terang Gus Hamka.
 

Alumnus Pascasarjana Universitas Islam Negeri Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut menjelaskan bahwa air merupakan salah satu perantara dalam berdoa. Secara ilmiah pun, molekul air akan berubah jika dibacakan doa atau ayat-ayat Al-Qur'an. 
 

“Itulah salah satu metode dalam pengobatan ruqyah,” tegasnya. 
 

Dirinya berharap setelah harlah kelima ini, kegiatan rutin JRA Pacitan dapat diaktifkan kembali. Setelah sebelumnya terpaksa vakum karena adanya pandemi. 
 

"Data terakhir, praktisi JRA berjumlah 38.000 dan saya berharap setelah ini kita mulai mengaktifkan kembali kegiatan seperti dahulu," pungkasnya. 

 

Penulis: Muhdhori Ahmad


Editor:

Matraman Terbaru