• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

Mengenal Pemulung Sampah Gaul di SMA 3 Annuqayah Sumenep

Mengenal Pemulung Sampah Gaul di SMA 3 Annuqayah Sumenep
Kegiatan PSG. (Foto: NOJ/Firdausi)
Kegiatan PSG. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim 

Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep merupakan satu dari tiga pesantren di Indonesia yang berwawasan lingkungan hidup. Penyematan ini tidak lepas dari peran Pemulung Sampah Gaul (PSG) yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 Annuqayah.

 

Diketahui, PSG merupakan organisasi ekstrakurikuler di SMA 3 Annuqayah yang mengajarkan pada santri untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.

 

Ummul Karimah selaku perintis PSG dari kalangan siswa pada tahun 2008 menceritakan, berdirinya PSG berawal keterlibatan guru SMA 3 Annuqayah, yakni Kiai M Musthafa di acara Environmental Teacher International Convention di Kaliandra Sejati, Pasuruan.

 

Kegiatan acara tersebut diceritakan di kelas, sehingga santri merespons positif dengan membuat dompet dari sampah permen. Berkat karya santri itu, guru merespons dengan mengadakan aksi memulung sampah plastik pada Hari Bumi 22 April 2008 di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pesantren setempat.

 

Dijelaskan, penyematan nama 'Gaul' adalah reward yang diberikan oleh guru pada santri yang kreatif, terutama santri yang mampu memilah sampah dan dijadikannya sebagai benda yang bermanfaat, seperti tas, pot bunga, aksesoris dan lain sebagainya.

 

"Tokoh-tokoh penting berdirinya PSG dimotori oleh beberapa gutu, antara lain Kiai M Musthafa, Kiai M Faizi, Kiai M Affan, dan Ny Mus'idah Amin," ungkapnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim.

 

Ummul Karimah mengatakan, di awal berdirinya PSG, ada sebagian orang sinis dan mencibir. Karena dianggap mengambil haknya. Padahal mereka hanya memulung sampah plastik untuk dijadikan barang yang berharga. Selain itu, dana juga menjadi kendala utama. Tak mungkin anggota PSG menjahit hasil pulungan dengan menggunakan tangan.

 

"Alhamdulillah, lambat laun ada seorang dermawan yang memberikan dua mesin jahit untuk membuat sebuah karya," ujar guru SMA 3 Annuqayah itu.

 

Rekrutmen Anggota

Dijelaskan Ny Mus'idah Amin, Pembina PSG bahwa setiap tahun melakukan rekrutmen anggota dengan cara meletakkan kertas sesuai bidang masing-masing, yakni konservasi pangan lokal, pemanfaatan sampah plastik dan pemanfaatan limbah pertanian.

 

"Santri akan akan memilih masuk bidang sesuai mintanya. Setelah itu, kami melakukan penguatan kapasitas selama empat hari dan mengadakan kemah lingkungan untuk menambah wawasannya," terangnya

 

Mengenai jam kerja, sambungnya, anggota menyesuaikannya dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Pertama, untuk bidang pemanfaatan sampah plastik, kegiatan membuat karya dari hasil pulungan, dilaksanakan pada hari kamis.

 

Kedua, bidang pemanfaatan limbah pertanian membuat pupuk organik pada hari rabu. Hasilnya dijual pada pembeli dan dijadikan pupuk oleh tim konservasi pangan lokal.

 

Ketiga, bidang konservasi pangan lokal mempraktikkan teori dengan menanam singkong, ketela rambat, talas, toga dan jenis lainnya. Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Jum'at. 

 

"Mengenai perawatan di lahan kami lakukan setiap pekan. Sambil memberikan pupuk pada bibit ataupun pohon yang sudah mulai berkembang," imbuhnya.

 

PSG Membuka Jejaring

PSG tidak akan terkenal tanpa ada kemitraan dengan seluruh komunitas lingkungan hidup. Baik lokal, nasional dan internasional.

 

Ny Mus'idah Amin yang juga Waka Kesiswaan SMA 3 Annuqayah mengutarakan bahwa pihaknya sering bekerja sama dengan Green Art Surabaya, Laskar Hijau Lumajang, dan lainnya dalam lingkup nasional.

 

Di tahun 2008, PSG mengikuti lomba tingkat nasional yang diselenggarakan oleh British Council Jakarta. Lewat kegiatan itu, PSG diluncurkan atau dikukuhkan sebagai komunitas lingkungan hidup. Dalam lingkup Internasional, pada tahun 2010 mengadakan Central Intelligence Agency (CIA) dengan 18 negara, sekaligus PSG dikukuhkan sebagai mitra 

 

"Guna membangun jejaring yang lebih luas lagi, kami selalu menghadiri undangan, seminar, pelatihan, studi banding ke komunitas lingkungan. Bahkan anak didik kami diminta untuk mengisi pelatihan dan mengkampanyekan anti plastik. Fokusnya adalah macam-macam sampah plastik, bahaya sampah plastik dan daur ulang sampah plastik," tandasnya.


Madura Terbaru