• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Saat Pandemi, Warga Madura Tetap Pertahankan Tradisi Peringatan Aqiqah

Saat Pandemi, Warga Madura Tetap Pertahankan Tradisi Peringatan Aqiqah
Aqiqah di tengah pandemi Corona tetap digelar warga Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)
Aqiqah di tengah pandemi Corona tetap digelar warga Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Kelahiran dan kematian adalah sesuatu yang pasti. Dengan demikian, seseorang yang lahir pasti akan meninggal. Setiap saat, suara tangisan bayi pastilah terdengar, demikian pula kematiannya. 

 

Untuk mensyukuri kelahiran, warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin di kawasan Sumenep Madura, Jawa Timur melaksanakan walimatu tasmiyah atau aqiqah yang secara umum diartikan sebagai aktivitas ibadah menyembelih kambing sebagai bentuk syukur atas kelahiran sang buah hati. 

 

Tradisi ini selalu dipertahankan oleh para ulama NU dengan mengundang para kerabat serta tetangga untuk membacakan ayat Al-Quran, zikir, dan shalawat Nabi yang kemudian rambut bayi dipotong oleh kiai saat mahallul qiyam. Sedangkan yang punya hajat meminta kepada kiai dan segenap undangan untuk mendoakan supaya kelak anaknya bermanfaat dan berguna bagi masyarakat. 

 

Kendati di tengah berada di masa pandemi Corona, tradisi aqiqah tetap dilangsungkan. Hal tersebut seperti yang dapat disaksikan di kawasan Desa Pekamban Daya, Pragaan, Sumenep. 

 

Kebetulan yang punya hajat adalah Ketua NU-Care Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Mejelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan. Tuan rumah mengundang seluruh jajaran pengurus harian untuk mensyukuri kelahiran anak kedua di kediamannya, Ahad (7/6).

 

"Hukum aqiqah sunnah muakkad, tetapi wajib hukumnya jika dinazarkan," kata KH Junaidi Mu'arif saat menghadiri undangan.

 

Ketua MWCNU Pragaan tersebut menegaskan bahwa faidah acara ini akan memberi mandat kepada anak untuk memberikan syafaat kelak kepada orang tuanya.

 

Kiai Abd Halim Mushafa’ selaku tokoh masyarakat setempat berharap bahwa acara ini akan menjadi wasilah dan tersambungnya keberkahan dan memberikan manfaat. 

 

"Yang kami harapkan oleh segenap keluarga adalah sambungan doa. Semoga anak yang bernama Moh Ghazani Haddad Aslami yang kebetulan lahir saat peringatan hari sakti Pancasila, benar-benar menjadi ansarullah atau pejuang-pejuang agama Allah li i'la kalimatillah," kata kiai yang juga Pengasuh Madrasah Darul Ihsan Pekamban Daya tersebut.

 

Dijelaskannya bahwa anak yang lahir akan sama dengan ayahnya yang berkhidmat di NU. Bahwa jika dianalogikan, pengabdian sang ayah seperti emas 24 karat karena Kiai Muhris selalu berada di kantor MWCNU Pragaan. Karenanya, diharapkan sang anak kelak tidak hanya menjadi anggota NU, tetapi menjadi pengurus serta meneruskan jejak perjuangan para ulama. 

 

“Doa kami adalah kelaka anak ini benar-benar menjadi sayyidul ummah khadimuhum atau akan menjadi pelayan Rasulullah SAW," harapnya. 

 

Peringatan aqiqah ini dibuka oleh KH A Junaidi Mu'arif. Sambutan tuan rumah disampaikan Kiai Abd Halim Mushaffa, dilanjut pembacaan shalawat Nabi oleh Ustadz Khazin. Sedangkan Kiai M Helmi Mushaffa menutup dengan doa.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru