• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Madura

Tanda Tobat Seseorang Diterima oleh Allah menurut Mustasyar NU Sumenep

Tanda Tobat Seseorang Diterima oleh Allah menurut Mustasyar NU Sumenep
KH Thaifur Ali Wafa, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep. (Foto: NOJ/Screenshoot Kanal Youtube TVNU Sumenep)
KH Thaifur Ali Wafa, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep. (Foto: NOJ/Screenshoot Kanal Youtube TVNU Sumenep)

Sumenep, NU Online Jatim

KH Thaifur Ali Wafa, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengatakan, salah satu tanda-tanda tobatnya seseorang diterima oleh Allah adalah tidak tamak pada dunia.


"Bekerjalah di dunia seakan-akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhirat seakan-akan mati besok," ujarnya saat mengisi pengajian bulanan, yakni kitab Nashaihul Ibad dan Firdausun Na'im di kantor PCNU setempat, Selasa (17/01/2023).


Dirinya menerangkan, bekerja keras bukan menumpuk dunia. Dengan qana'ah, hidup seseorang akan tenang karena urusan dunia tidak akan ada batasannya. Inilah yang menyebabkan seseorang memiliki sifat zuhud.


"Saat seseorang merasa memiliki uang 100 ribu dapat memenuhi kebutuhannya dalam sehari. Tiba-tiba ada angan-angan yang lebih untuk memiliki yang lebih banyak. Akhirnya ia mengikuti hawa nafsunya untuk berhutang kepada bank dan sejenisnya," tuturnya.


Lebih lanjut, 95 persen orang mengetahui bahwa meminjam uang yang disertai bunga hukumnya haram. Ditegaskan oleh Kiai Thaifur, Allah akan mencabut barokahnya. Dan akhirnya, mereka akan stres, bangkrut, rumahnya disita, dan semacamnya.


"Ingat, tamak pada dunia akan menjerumuskan seseorang pada penyakit tidak tenang," imbau pengasuh Pondok Pesantren Assadad Ambunten, Sumenep ini.


Ia mengutarakan, jika seseorang mendengar kisah orang-orang shalih, akan turun rahmat Allah, serta bisa berintrospeksi diri bahwa betapa kecil amal yang telah diperbuat oleh seseorang.


"Jika diceritakan kita tidak ada apa-apanya. Ulama-ulama pendahulu tidak pernah tidur sembari meletakkan lambung ke lantai, kecuali terlelap sebentar di saat duduk," terangnya.


Menurutnya, ketentuan surga berada pada ketentuan waktu hidup di dunia. Cepat lambatnya orang berjalan di jembatan Shiratal Mustaqim berdasarkan dari amal ibadahnya sendiri. Dikisahkan, dalam 1 hari Sayyid Al-Muhdhar mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 8 kali.


“Kisah lainnya, Sayyid Assegaf membaca laa ilaaha illaallahu 100 ribu satu nafas. Hikmah dari kisah ini yakni waktu yang pendek dimanfaatkan dengan ibadah yang sangat banyak,” tandasnya.


Madura Terbaru